Kejar Investasi Transisi Energi US$ 20 Miliar, Pemerintah Luncurkan JETP
Pemerintah resmi meluncurkan dokumen transisi energi berkeadilan atau Just Energy Transitions Partnership (JETP) yang dijalin secara tidak mengikat pada G20 di Bali, November 2022. Upaya ini dilakukan untuk mengejar komitmen pendanaan yang disepakati dalam pernyataan bersama awalnya bernilai US$ 20 miliar.
Kendati demikian, saat ini dengan berbagai penambahan telah mencapai US$ 21,6 miliar, di mana US$ 11,6 miliar bersumber dari dana publik negara-negara International Partners Group (IPG). Sedangkan US$ 10 miliar akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-Interim Erick Tohir menuturkan, dukungan pendanaan yang kuat menjadi hal krusial dalam mewujudkan target ambisius transisi energi di Indonesia.
JETP dioptimalkan sebagai salah satu jembatan dalam mendorong transisi energi sesuai dengan komitmen yang sudah tertuang dalam target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) dan upaya Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
BACA JUGA: Dorong Transisi Energi, Pertamina Berkolaborasi dengan Sinopec
“Indonesia sebagai negara yang menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi dunia, penting dijaga bersama-sama. Karena faktanya, dengan situasi global saat ini, pertumbuhan ekonomi menjadi kunci untuk menjaga warga dan masing-masing negara untuk mendapatkan hal yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian saat ini,” kata Erick melalui keterangannya, Selasa (21/11/2023).
Menurutnya, rampungnya rumusan skenario dekarbonisasi, daftar proyek prioritas dan mekanisme pembiayaan yang dituangkan dalam dokumen CIPP dinilai oleh pemerintah sebagai komitmen JETP dalam membantu Pemerintah Indonesia sebagai dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan di sektor ketenagalistrikan yang berbasis energi hijau.
Sejalan dengan itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mempersiapkan peta jalan net zero emission sektor energi yang diharapkan dapat menjadi landasan transisi energi sampai dengan 2060.
Target JETP dianggap lebih ambisius dan lebih tinggi dari target yang tertuang dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) sektor energi.
BACA JUGA: Transisi Energi Hijau Sejalan dengan Transformasi Digital
“Target-target JETP ini merupakan target kondisional yang hanya bisa dicapai melalui kerja sama teknis dan pendanaan para pihak,” ujarnya.
Sementara itu, Arifin Tasrif, Menteri ESDM menambahkan, adanya kerja sama JETP diharapkan dapat mengkatalisasi investasi dan dukungan yang jauh lebih besar ke depannya. Khususnya, dapat memprioritaskan dukungan dan investasi bagi fondasi dari transisi energi itu sendiri, yaitu pengembangan dan penguatan jaringan transmisi.
“Selain itu, kerja sama teknis dan pendanaan dibutuhkan untuk dapat mempercepat upaya pelaksanaan proyek prioritas yang sudah di identifikasi dalam dokumen CIPP dalam semua area investasi,” kata Arifin.
Jalinan mitra kerja juga dibutuhkan demi memastikan transisi energi dapat memperhatikan seluruh aspek sosio ekonomi dan lingkungan sebaik-baiknya. Sehingga transisi energi dapat berlangsung secara berkeadilan.
“Dukungan dari para negara sahabat yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), institusi finansial, pelaku usaha termasuk para perusahaan milik negara dan pihak swasta serta tentunya kementerian dan lembaga terkait dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam mencapai tujuan transisi energi di Indonesia,” tutur Arifin.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz