PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II terus berupaya mengejar target bebas emisi gas karbon atau net zero emission di kawasan industri aviasi pada tahun 2050. Upaya ini dilakukan dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.
Muhammad Awaludin, Presiden Direktur AP II menargetkan perusahaan bisa membangun PLTS atap sebanyak 26,34 megawatt peak (MWp). Renacananya energi ramah lingkungan ini disebar ke 20 bandara yang dikelola perusahaan.
BACA JUGA: AP II Catat Tren Penerbangan Internasional Mulai Meningkat
“Pada tahap awal, pemanfaatan PLTS ada di tiga bandara tersebut sebelum nantinya menjangkau 20 bandara. Pembangunan PLTS dilakukan bertahap hingga nantinya pada 2025 pada 20 bandara akan terpasang PLTS dengan kapasitas total 26,34 MWp (Megawatt Peak),” kata Awaludin melalui keterangannya, Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, pada pembangunan tahap pertama, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) diterapkan di tiga bandara, yakni Bandara Soekarno-Hatta di Provinsi Banten, Bandara Kualanamu di Sumatera Utara, dan Bandara Banyuwangi di Jawa Timur. Pembangunan panel surya untuk PLTS di Bandara Kualanamu saat ini sudah tuntas 100% untuk digunakan di di Terminal Kargo dan gedung administrasi.
BACA JUGA: Jumlah Penumpang Meroket, Bandara Soekarno-Hatta Tersibuk di ASEAN
Di bandara tersebut, PLTS atap seluas 5.100 meter persegi telah terpasang dengan kapasitas 761 kilowatt peak (KWp). Kemudian, di Bandara Banyuwangi juga sudah menyelesaikan 100% pembangunan PLTS untuk di gedung Airport Rescue & Fire Fighting. Di sana, atap seluas 600 meter persegi dengan kapasitas 35,1 kilowatt peak (KWp).
Sementara itu, di Bandara Soekarno-Hatta pembangunan PLTS sudah mencapai 90% untuk di area Terminal 2, yakni jalur linking Terminal 2. Pada tempat itu, PLTS atap seluas 1.400 meter persegi dengan kapasitas 309 kilowatt peak (KWp) dan area komersial Terminal 2 PLTS atap seluas 4.320 meter persegi dengan kapasitas 1.197 kilowatt peak (KWp).
“Pembangunan PLTS di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta ini melengkapi PLTS berkapasitas 241 kilowatt peak (KWp) yang sudah dioperasikan di gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta,” ujarnya.
Secara berkelanjutan AP II mempersiapkan tiga aspek penting dalam upaya penghematan energi dan mencapai target global net carbon emissions, pertama, yakni sumber daya manusia (SDM) terkait kompetensi teknik kelistrikan berbasis EBT. Proses terkait prosedur baku dalam pengoperasian EBT dan Teknologi terkait penggunaan platform yang tepat guna dalam pengoperasian EBT.
Di samping membangun PLTS di bandara-bandara, AP II juga mengandalkan teknologi dalam penghematan energi listrik guna mendukung penerapan konsep green airport. Sejauh ini, AP II telah membangun sistem yang dinamakan MANTRI (Monitoring System of Airport and Non-Airport Threshold Electrical Infrastructure) guna mengendalikan dan memonitor secara real time penggunaan energi di lingkungan AP II.
Editor: Ranto Rajagukguk