Kekayaan 50 Taipan Indonesia Turun 9% Tahun 2015

marketeers article
Rendahnya harga minyak kelapa sawit dan batu bara yang disertai depresiasi rupiah selama dua tahun berturut-turut, membuat total kekayaan orang Indonesia menurun. Menurut daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun ini (2015 Forbes Indonesia Rich List), total kekayaan lima puluh taipan turun 9% atau merosot US$ 9 miliar.
 
Berada di posisi puncak, dua kakak-beradik Budi dan Michael Hartono, konglemarat perbankan dan tembakau itu memiliki kekayaan total sebesar US$ 15,4 miliar, turun US$ 1 miliar dari tahun lalu. Pemilik Grup Djarum dan BCA ini telah berada di posisi pertama sejak tujuh tahun terakhir.
 
Taipan tembakau lainnya, yaitu Susilo Wonowidjojo dari Grup Gudang Garam, tetap berada di posisi dua dengan kekayaan bersih sebesar US$ 5,5 miliar, turun dari US$ 8 juta dari tahun lalu.
 
Orang terkaya ketiga adalah konglemarat Anthoni Salim, yang memiliki kekayaan bersih US$ 5,4 miliar, atau lebih rendah US$ 500 juta dari tahun lalu. Aksi korporasi terus dilakukan Grup Salim tahun ini. Konglomerasi itu telah membeli saham perusahaan gula asal Filipina Roxas Holdings Inc sebesar 34%, serta mengakuisisi Goodman Fielder, perusahaan makanan asal Australia, senilai US$ 1 miliar.
 
Justin Doebele, Chief Editorial Advisor Forbes Indonesia mengatakan, “Ini adalah tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia, hal ini tercermin dari penurunan seluruh orang terkaya di negeri,” tuturnya lewat siaran pers.
 
Bahkan, ada enam taipan yang tahun ini mesti kehilangan gelarnya sebagai miliarder. Di antara adalah Edwin Soeryadjaya (Posisi 33, US$ 930 juta) dan Sukanto Tanoto (Posisi 34, US$ 880 juta) yang keduanya sangat kuat dalam bisnis komoditas. 
 
Soeryadjaya memiliki 60% saham di perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk yang tertarik terhadap sektor batubara, migas, dan minyak kelapa sawit, yang mana Soeryadjaya harus kehilangan sahamnya sekitar 30%. Sementara itu, bisnis Tanoto menurun lantaran nilai estimasi unit usaha kelapa sawitnya, Asian Agri, juga sedang melorot.
 
Hanya ada sepuluh daftar orang terkaya tahun ini yang mengalami peningkatan pendapatan bersihnya. Mereka adalah Bachtiar Karim, Chairman dari Grup Musim Mas yang beradai di posisi ketujuh dengan kekayaan sebesar US$ 3,3 miliar, atau meroket US$ 1,3 miliar dari tahun lalu. 
 
Daftar penting lainnya adalah penguasa media EMTEK (SCTV dan Indosiar) Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang naik ke posisi 15 dengan kekayaan bersih sebesar US$ 1,6 miliar. Tahun lalu, ia menduduki peringkat ke-40 dengan kekayaan US$ 820 juta.
 
Di sisi lain, ada dua wajah baru di daftar tahun ini. Pertama, Osbert Lyman dari Lyman Group yang berada di urutan 43 dengan kekayaan US$ 600 juta lantaran pertumbuhan bisnis propertinya.
 
Kedua, Iwan Lukminto yang mengomandoni Sritex Group, perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Dia berada di peringkat ke-45 dengan kekayaan bersih sebesar US$ 540 juta. 
 
Soetjipto Nagaria adalah satu-satunya pengusaha yang kembali ke daftar tahun ini. Berkat meningkatnya harga saham Summarecon, Nagaria berhasil berada di urutan paling bontot (ke-50) dengan nilai kekayaan US$ 400 juta. 
 
Tahun lalu, kekayaan bersih orang terkaya ke-50 versi Forbes itu adalah US$ 500 juta. Artinya, tahun ini turun US$ 100 juta.

    Related

    award
    SPSAwArDS