Kelola Karyawan Gen Z: Berkaca dari BCA dan Dexa Group

marketeers article
Kelola Karyawan Gen Z: Lesson Learned From BCA dan Dexa Group (FOTO: 123RF)

Porsi Generasi Z atau Gen Z dalam perusahaan mungkin belum terlalu besar saat ini. Namun seiring waktu, jumlah mereka pasti tumbuh dengan peran yang semakin penting. Sayangnya, Gen Z memendam masalah yang harus diantisipasi para pemimpin perusahaan.

Sebagai generasi yang dilahirkan dan dibesarkan di tengah gempuran media sosial dan pesatnya teknologi, mereka dibekap perasaan terisolasi. Hal ini juga diperparah dengan situasi pandemi yang membuat mereka semakin kesepian.

Setelah ditambah badai PHK beberapa tahun belakangan dan dibayangi ancaman resesi tahun depan, Generasi Z membutuhkan dukungan perusahaan sepenuhnya agar dapat berkontribusi secara optimal. Hal ini juga dilihat oleh Dexa Group dan BCA.

Friska Finalia Sitohang, HR Manager PT Global Urban Esensial (GUE) & HR Operations Manager Dexa Medica (Member Dexa Group) mengungkapkan pihaknya sudah merekrut Gen Z untuk menjadi karyawan sejak beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: Ini Pentingnya Mindfulness di Dunia Kerja bagi Gen Z

Dia mengatakan karyawan Dexa Group saat ini didominasi oleh Gen Y sebanyak 57%, sementara Gen Z mengambil porsi 30% dan Gen X tinggal 13%. Pada GUE Ecosystem, anak perusahaan Dexa Group yang bergerak di bidang online marketplace dan informasi kesehatan, pada first line management, Gen Y mendominasi dengan 55%. Namun, Generasi Z memiliki porsi sebanyak 45%.

“Pada posisi seperti content creator leader, product management, growth management, dan hal-hal yang berhubungan dengan digital initiative biasanya sudah dipercaya untuk diisi Generasi Z. Itu perbedaannya,” katanya dalam siaran tertulis, Rabu (30/11/2022).

Dari sisi karakteristik, Friska mengatakan ada perbedaan mendasar antara Gen X, Gen Y, dan Gen Z yang bekerja di Dexa Group. Untuk aspirasi Gen X, biasanya lebih mencari keseimbangan antara kehidupan dan nilai dari organisasi atau work life balance. Sementara itu, Gen Y atau kalangan milenial mencari kebebasan dan fleksibilitas (freedom and flexibility) dalam pekerjaan.

Menurutnya, aspirasi dari Gen X dan Gen Y sangat jauh berbeda dengan karakteristik atau hal-hal yang dicari oleh Gen Z. Dia mengatakan pekerja Gen Z di Dexa Group justru mencari rasa aman, khususnya terkait sisi finansial.

Banyak karyawan Generasi Z yang tidak menolak jika mereka diberi tugas yang sangat banyak, asalkan ada imbal hasil yang didapat. “Beberapa Gen Z di tempat kami willing untuk bekerja lebih, as long as security and stability benar-benar dijaga,” ucapnya.

BACA JUGA: 4 Karakter Kerja Gen Z @Work yang Wajib Diketahui Pemilik Perusahaan

Di sisi lain, Generasi Z justru dikenal dengan sebutan career multitasker. Artinya, Generasi Z bisa saja menjadi karyawan permanen di satu perusahaan. Namun, mereka bisa saja masih bekerja paruh waktu atau freelance di tempat lain. “Hal yang yang terpenting bagi Gen Z adalah mental health atau kesehatan mental. Pekerjaan masih bisa dicari,” ungkapnya.

Jika dilihat dari ekosistem kerja, Friska mengatakan situasi pandemi COVID-19 yang membuat orang harus berjaga jarak sangat disukai oleh Gen Z. Alih-alih mengikuti rapat secara tatap muka, Generasi Z justru lebih senang untuk rapat lewat Zoom Meeting atau Face Time. Ini pula yang ditemukan pada Generasi Z di BCA.

“Selama pandemi, BCA menerapkan work from home. WFH ini sangat diinginkan oleh Gen Z. Padahal, BCA sangat memperhatikan poin team work atau kolaborasi. Di sisi lain, karyawan yang bekerja secara online memuat proses monitoring tugas menjadi lebih sulit. Jadi, karyawan Generasi Z tidak perlu datang ke kantor pagi hari. Mereka bisa bekerja dari hub yang sudah ditentukan, lokasinya pun biasanya lebih dekat dari rumah,” kata Executive Vice President Human Capital Management Division PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Rudi Lim.

Rudi mengakui, Gen Z telah membawa nafas baru bagi BCA. Porsi karyawan Gen Y dan Gen Z yang bekerja di BCA saat ini sudah mencapai 60%. “Namun, kami sempat mengalami 10 tahun tidak melakukan rekrutmen atau zero growth, yakni pada 2000-2010. Persoalannya, Gen X sebentar lagi akan pensiun, dan posisi penggantinya tidak ada,” kata Rudi.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS