Kembangkan AI untuk Musik, YouTube Dekati 3 Label Raksasa

marketeers article
Ilustrasi logo YouTube. (FOTO: 123RF)

YouTube, platform video terbesar di dunia, sedang menjalin kesepakatan dengan label rekaman besar untuk memperkuat penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam industri musik. Dikutip dari TheVerge, YouTube membayar para label rekaman musik raksasa untuk mengizinkan YouTube menggunakan musik dari katalog mereka untuk melatih AI milik YouTube.

Kesepakatan ini melibatkan tiga major label yakni Sony Music, Universal Music Group (UMG), dan Warner Music. Menurut laporan, jumlah uang yang ditawarkan oleh YouTube cukup besar.

Jika kesepakatan ini berhasil, YouTube akan melatih alat AI barunya dan akan merilisnya pada tahun ini. Laporan ini tidak mencantumkan berapa uang yang dibayarkan YouTube ke tiga label raksasa tersebut.

BACA JUGA: YouTube Ambil Langkah Tegas Hadapi Pengguna Ad Blocker

Tapi, menurut laporan, pembayaran yang dilakukan YouTube hanya dilakukan sekali saja, dan tidak akan dikenakan biaya untuk royalti musik.

Sebelumnya, YouTube telah meluncurkan fitur AI generatif tahun lalu yang dinamai Dream Track, yang mampu menghasilkan musik dalam gaya artis terkenal seperti Charli XCX, John Legend dan T-Pain.

Berita mengenai diskusi ini muncul hanya beberapa hari setelah Asosiasi Industri Rekaman Amerika yang mewakili label rekaman seperti Sony, Warner, dan Universal, mengajukan tuntutan hukum terpisah terkait pelanggaran hak cipta terhadap dua perusahaan terkemuka dalam musik AI generatif.

BACA JUGA: Pencarian Gen Z Mulai Beralih ke TikTok, IG, dan YouTube

Label tersebut menuduh bahwa output dari Suno dan Udio diproduksi menggunakan “penyalinan rekaman suara yang tidak berlisensi dalam skala besar”. Karenanya, asosiasi itu pun menuntut ganti rugi hingga US$ 150.000 per pelanggaran.

Sony Music telah secara tegas memperingatkan perusahaan AI terhadap “penggunaan tidak sah” dari kontennya.

UMG bahkan sempat menarik seluruh katalog musiknya dari TikTok setelah perlindungan yang tidak memadai terhadap musik yang dihasilkan AI menyebabkan negosiasi lisensi berantakan.

Pada bulan Januari lalu, lebih dari 200 artis, termasuk Billie Eilish, Pearl Jam, dan Katy Perry, juga meminta perusahaan teknologi untuk berhenti menggunakan AI yang “melanggar dan merendahkan hak-hak artis”.

Editor: Eric Iskandarsjah

Related

award
SPSAwArDS