Kembangkan Energi Alternatif, ITB Didukung Hino Indonesia

marketeers article
Truk Kendaraan Konsep yang dirancang Tim Rakata ITB dalam CSR Hino Indonesia

Indonesia dan negara-negara lainnya di dunia akan menghadapi krisis energi serius yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan energi, terutama energi tak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Permintaan energi dunia terus meningkat sementara ketersediaan pasokan energi semakin menipis. Konsumsi bahan bakar global pada tahun 2016 mencapai 95 juta barel/hari. Di Indonesia sendiri menghasbiskan konsumsi 1,6 juta barel/hari.

Tren konsumsi bahan bakar pun terus meningkat sebesar 1.1 juta barel/hari setiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan cadangan minyak akan habis dalam kurun waktu 5 atau 6 tahun ke depan. Banyak pihak yang telah memikirkan permasalahan ini dengan serius. Tidak terkecuali para mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Team Rakata.

Rakata adalah unit kegiatan mahasiswa ITB yang dengan tujuan untuk menyatukan semangat dalam mengembangkan teknologi hemat energi dan pemanfaatkan energi terbarukan atau energi alternatif. Konkritnya, Rakata melakukan riset dan mengajak para pelaku industri untuk bekerjasama. Hasil riset mereka pun seringkali ditampilkan dalam ajang kompetisi mobil konsep dan hemat energi, baik di dalam maupun di luar negeri.

 

Melihat semangat dan hasilnya, perusahaan otomotif asal Jepang, Hino tertarik untuk mendukung Tim Rakata ITB melalui kebijakan Corporate Social Responsibity (CSR). Dukungan dari Hino Indonesia dimanfaatkan sepenuhnya untuk: penelitian dan pengembangan teknologi, pengadaan komponen pendukung, pembuatan mobil konsep, keikutsertaan dalam kompetisi serta publikasi dan seminar.

Kazushi Ehara, Presiden Direktur PT Hino Motors Manufacturing Indonesia menyatakan bahwa CSR Hino Indonesia adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan yang melingkupi beberapa aspek, di antaranya kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, pelestarian budaya serta pemberdayaan masyarakat.

“Kegiatan kemahasiswaan berbasis teknologi kendaraan bermotor sangat perlu didukung oleh para pelaku industri guna memperkaya kemampuan dari para calon engineer-engineer muda. Para engineer muda dari ITB, diharapkan nantinya dapat bekerja dan membangun industri kendaraan bermotor nasional dan ikut aktif dalam membangun negara ini,” katanya, dalam siaran pers yang diterima Marketeers.

Hino pun menganggap apa yang dilakukan oleh Tim Rakata ITB sesuai dengan semangat bisnis mereka. Pasalnya, kendaraan bermotor Hino Truk dan Bis didesain agar ramah lingkungan, baik yang memakai teknologi mesin diesel maupun CNG. Pabrik PT Hino Motors Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Kota Bukit Indah – Kabupaten Purwakarta, pun dikelola dengan sistem manajemen lingkungan yang sangat ketat. Itu terbukti dengan diperolehnya penghargaan PROPER HIJAU selama 3 tahun berturut – turut sejak tahun 2015.

Kendaraan konsep yang dirancang oleh Tim Rakata ITB menggunakan Ethanol sebagai bahan bakar untuk energi terbarukan ramah lingkungan yang dipromosikan. Dengan berat kendaraan kurang dari 52 kg, kendaraan konsep ini memiliki kapasitas tangki bahan bakar 100 ml dilengkapi mesin SOHC 4 langkah dengan kapasitas mesin 68 cc dan Jaw Clutch.

Untuk bagian badan kendaraan, dibuat dari kevlar dan berbentuk seperti tetesan air untuk mengurangi gaya gesekan yang disebabkan oleh interaksi dengan udara. Sasaran desain dari mobil konsep adalah untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang paling hemat.

Tim Rakata sendiri, telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi. Pada 2017, Tim Rakata berhasil meraih Juara 2 untuk Kategori Prototipe Berbahan Bakar Ethanol di SEMA (Shell Eco – Marathon) 2017 dengan total konsumsi bahan bakar 673 km/liter dan Juara 2 di Kategori Prototipe di antara seluruh peserta dari Indonesia. Rekor tertinggi untuk konsumsi bahan bakar dicapai pada kompetisi Kontes Mobil Hemat Energi ( KMHE ) tahun 2017, di sini Team Rakata berada di posisi kedua dengan konsumsi bahan bakar yang menakjubkan, yaitu 840 km/liter.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related