PT PLN (Persero) terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) demi meminimalkan penggunaan pembangkit listrik yang bersumber dari batu bara. Kali ini, perusahaan pelat merah itu menjajaki potensi kerja sama dengan perusahaan China Three Gorges (CTG) dan Sarawak Energy Berhad dalam pengembangan hydropower.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN mengatakan perusahaan sudah menghapus rencana penambahan 13 Giga Watt (GW) energi batu bara untuk mereduksi emisi karbon sebesar 1,8 miliar metrik ton dalam kurun waktu 25 tahun.
”Apakah itu cukup? Tidak, itu tidak cukup. Hari ini acara World Hydropower Congress yang luar biasa memberi kita rasa bangga. Komunitas-komunitas baik lokal dan internasional yang tadinya terpecah-pecah menjadi bersatu, memberikan kita rasa keyakinan yang kuat, apapun tantangan yang ada akan mampu untuk terus melangkah ke depan,” kata Darmawan dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).
BACA JUGA: PLN Targetkan Gunakan 100% Kendaraan Listrik pada 2024
Saat ini, PLN tengah mengusung strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) guna meningkatkan EBT sebesar 75% atau setara dengan 61 GW hingga tahun 2040 melalui pembangunan green enabling transmission line. Infrastruktur tersebut dilengkapi dengan smart grid serta flexible generation sehingga listrik yang bersumber dari EBT di lokasi isolated dapat disalurkan ke pusat-pusat demand secara andal dan berkelanjutan.
”Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan hydropower sebesar 25,3 GW, dan juga 6,7 gigawatt dari geothermal. Kami juga merancang dan mengembangkan smartgrid yang canggih, sehingga kita mampu menambah 28 GW dari tenaga surya dan angin,” ujar Darmawan.
Darmawan menuturkan transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia karena akan menyediakan energi berkelanjutan untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, mengentaskan kemiskinan namun pada saat yang sama, menjaga lingkungan.
BACA JUGA: PLN Manfaatkan FABA untuk Bahan Baku Beton Jalan Tol
Namun demikian, upaya besar ini tidak akan mampu dijalankan sendiri, melainkan dengan kolaborasi. Darmawan pun mengajak China Three Gorges (CTG) dan Sarawak Energy Berhad untuk menggali potensi kerja sama dalam mengakselerasi transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE).
”Sekali lagi, PLN tidak akan mampu melakukan hal ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah melalui kolaborasi. Izinkan saya menyimpulkan, di masa lalu PLN sebagai perusahaan listrik nasional Indonesia, tugas utama kami dulu adalah menyediakan listrik, namun saat ini tugas utama kami adalah menjaga lingkungan sedangkan listrik adalah produk utama kami,” tutur Darmawan.
Editor: Ranto Rajagukguk