Kembangkan Mobil Listrik, Toyota Jalin Kemitraan dengan Maruti Suzuki di India
Toyota tengah menjalin kemitraan dengan Maruti Suzuki, salah satu pabrikan besar Jepang, untuk mengembangkan berbagai model mobil listrik secara bersama-sama dan mengurangi biaya pengembangan di pasar India.
Adapun kerja sama ini akan menghasilkan mobil listrik, dengan Suzuki yang merilis model bertenaga baterai pertamanya, eVX, pada Maret 2025. Sementara itu, Toyota berencana meluncurkan versi produksi dari konsep urban SUV dengan basis yang sama seperti mobil listrik Suzuki, enam bulan kemudian pada November pada tahun yang sama.
Mobil listrik Toyota ini, yang sebelumnya diberi nama YY8, akan memperkenalkan filosofi desain baru dengan bentuk futuristik yang berbeda dari jajaran mobil yang sudah ada.
BACA JUGA: Diler Chery Ambara Arjuna Diresmikan, 300 Unit OMODA E5 Telah Disalurkan ke Konsumen
Dikembangkan sebagai model global, proyek ini akan mempertimbangkan bea ekspor untuk mendukung kedua perusahaan Jepang tersebut. Dilansir dari gaadiwaadi, mobil listrik ini memiliki panjang sekitar 4,2 meter, lebih besar dan lebih lebar daripada Hyundai Creta, serta akan bersaing dengan MG ZS listrik. Wheelbase model ini mencapai 2.700 mm.
Konten lokal tinggi diimplementasikan dengan menggunakan paket baterai dari TDSG-JV, yaitu manufaktur baterai antara Suzuki, Denso, dan Toshiba, sedangkan sel baterai lithium-ion diimpor dari BYD, Cina.
Dengan harapan untuk mengurangi biaya produksi, mobil ini akan dijual seharga 1,3 juta rupee atau sekitar Rp 248 jutaan, mendukung daya saingnya di pasar India yang berkembang.
BACA JUGA: Suzuki Jimny Adventure Experience Ajak Pengunjung IIMS 2024 Test Drive di Medan Ekstrim
Sekadar informasi, biaya produksi kendaraan listrik memiliki beberapa faktor utama yang memengaruhinya. Salah satunya adalah biaya baterai, yang merupakan komponen paling mahal dalam kendaraan listrik.
Selain itu, teknologi dan material yang digunakan dalam pembuatan mobil listrik juga berkontribusi pada biaya produksi secara keseluruhan. Selanjutnya, perkembangan industri dan skala produksi yang lebih besar dapat membantu menurunkan biaya, tantangan dalam menyediakan baterai dengan harga terjangkau tetap menjadi fokus utama untuk mencapai daya saing ekonomis di pasar otomotif global.
Editor: Ranto Rajagukguk