Dalam upaya mengembangkan wisata kuliner Indonesia ke kancah global, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menetapkan 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) yang sekaligus menjadi platform awal pengembangan kuliner tradisional Indonesia. Tak hanya itu, Kemenpar juga menetapkan lima destinasi wisata kuliner unggulan.
“Kelima destinasi wisata kuliner tersebut adalah Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang dan Bali,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata saat acara Dialog Gastronomi Nasional, di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, Senin (23/11/2015).
Diluncurkannya destinasi wisata kuliner ini seirama dengan program Gastronomi Nasional yang diinisiasikan oleh Akademi Gastronomi Indonesia (AGI). “Kami melihat kuliner Indonesia memiliki keunikan dan nilai jual yang tinggi di kancah Internasional,” ungkap Vita Datau, Ketua AGI.
Ditambah lagi Indonesia memang dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah. Menpar menyebutkan andil kuliner di bidang pariwisata cukup berpengaruh. “Pertumbuhan pariwisata sekitar 27% disumbang dari aspek kuliner. Sementara, angka di United Nations World Tourism Organization (UNWTO), Indonesia tercatat mencapai 30%,” imbuh Arief.
Untuk itu, Menpar sungguh mengapresiasi apa yang dilakukan oleh AGI terkait Gastronomi yang merupakan ilmu tentang makanan atau tata boga.
Menurut Menpar, pariwisata Indonesia memang tengah berkembang. “Di saat pariwisata Malaysia dan Singapura turun, Indonesia justru tumbuh sebanyak 4%. Sampai September, terhitung 7,2 juta wisman mengunjungi Indonesia di tahun ini,” jelasnya.
Dengan menargetkan US$ 6 miliar di sektor wisata kuliner, Menpar berencana menginkubasi 5.300 kuliner Indonesia yang kemudian akan diberikan pemahaman tentang branding. “Agar kuliner Indonesia memiliki nilai komersial yang tinggi dan mampu bertahan, melakukan branding yang baik itu penting,” pungkas Arief.
Editor: Sigit Kurniawan