Kemenpar Kucurkan Rp 130 Miliar untuk Sertifikasi Profesi Pariwisata

marketeers article

Peran sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan pariwisata menjadi faktor penting karena menentukan kepuasan wisatawan. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata meluncurkan program pengembangan SDM melalui pelatihan dan sertifikasi profesi. Kemenpar pun menganggarkan biaya senilai Rp 130 miliar untuk urusan tersebut.

“Kita arahkan ke pelatihan kompetensi. Jadi untuk gerakan sadar wisata gak boleh. Kompetensi itu kepada karyawan atau industri yang membutuhkan seperti pemandu wisata gunung, geopark, wisata paralayang,” kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Wisnu Bawa Tarunajaya di sela-sela acara konferensi dan pameran industri perhotelan dan pariwisata The Hotel Week, Sabtu (10/11/2018).

Wisnu mengatakan, melalui anggaran ini, Kemenpar juga mengadakan pelatihan Sadar Wisata untuk berbagai provinsi yang perkembangan wisatanya belum pesat. Pelatihan ini akan menyasar hotel-hotel kecil, termasuk homestay.

“Aktivitasnya, kita memberikan pemahaman ke masyarakat luas. Mulai dari sederhana, seperti melayani, apa itu konsep pariwisata Sapta Pesona. Bagaimana memposisikan diri kalau ada turis,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah mengatakan bahwa dalam upaya mendorong peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata, perlu kerjasama antara berbagai stakeholder, seperti perguruan tinggi, lembaga pelatihan, pemerintah, dan komunitas di daerah pariwisata. Pun Kemenpar menargetkan jumlah tenaga profesional pariwisata yang harus disertifikasi tahun ini mencapai 75 ribu orang.

Gelaran The Hotel Week Indonesia (THWI) 2018 digelar selama tiga hari, Kamis-Sabtu (8-10/11/2018) di Hall B Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat. THWI sendiri merupakan pameran dan eksibisi di bidang perhotelan dan pariwisata yang dihelat secara tahunan.

Acara yang menghadirkan 200 eksibitor, 700 delagasi, dan lebih dari 200 pelaku bisnis ini bertujuan untuk menghubungkan para pemain di industri perhotelan dari seluruh kawasan Asia-Pasifik.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS