Kuliner menjadi salah satu faktor pendukung sebuah destinasi wisata. Selain faktor alam dan budaya, kuliner biasanya menjadi salah satu alasan turis datang ke sebuah tempat wisata. Bali sudah tak diragukan lagi menjadi contohnya.
Lantaran kekuatan yang dimiliki Bali itulah, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung penyelenggaraan event wisata kuliner Ubud Food Festival 2018 yang berlangsung di Ubud-Gianyar Bali pada 13-15 April 2018. Event Ubud Food Festival 2018 memasuki tahun keempat ini mengusung tema “Generasi Inovasi.” Ini sebagai bentuk penghargaan bagi generasi muda yang membawa banyak inovasi pada industri kuliner nasional.
Tema merefleksikan bahwa generasi muda saat ini sedang mengubah lanskap kuliner Indonesia dan mendorong ledakan ekonomi dalam berbagai bidang ke arah yang lebih baik termasuk dalam industri pariwisata nasional, dimana tahun ini diproyeksikan menghasilkan devisa US$ 20 miliar atau setara Rp 223 trilun, atau naik sekitar 20% dari tahun 2017 sebesar US$ 16,8 miliar, dengan target kedatangan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 270 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.
Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Prof. I Gde Pitana, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenpar,diwakili Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, Vita Datau Messakh mengatakan, kuliner merupakan komponen penting dalam kegiatan pariwisata, karena memiliki porsi 30% dari total pengeluaran wisatawan.
“Rata-rata pengeluaran wisman untuk keperluan makan dan minum sebesar US$ 400 atau mencapai 30% dari total pengeluarannya sebesar US$ 1.200 per wisman dalam satu kali kunjungan,” kata Vita Datau Messakh.
Sementara itu, dampak wisata kuliner terhadap perekonomian (PDB) nasional, menurut Vita Datau Messakh, tahun 2016 sebesar 150 triliun. “Tren preferensi kuliner lokal ini juga tercermin pada data terbaru yang dikeluarkan oleh BPS dan Bekraf menunjukkan PDB ekonomi kreatif Indonesia tahun 2016 adalah sebesar Rp 923 triliun atau 7,4% dari total PDB negara,” katanya.
Melihat peluang besar dari wisata kuliner tersebut, Kemenpar memiliki berbagai strategi untuk memajukan wisata kuliner Indonesia di antaranya dengan menetapkan destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia antara lain; Bali, Bandung, dan Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang).
“Kemenpar memilih Ubud, Gianyar untuk menjadi UNWTO Gastronomy Destination Prototype dan menjadi destinasi pertama yang akan dibranding sebagai destinasi gastronomi berstandar UNWTO yang mana mereka adalah endorser terbaik di dunia untuk bidang pariwisata,” ujar Vita.
Ubud Food Festival 2018 yang berlangsung selama tiga hari dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dengan mengangkat kekayaan hidangan (kuliner) asli Indonesia melalui acara demo masak, wisata kuliner, workshop, kelas memasak, jamuan eksklusif, diskusi panel, pemutaran film, serta pertunjukan kesenian dan musik.