Kemenperin Beberkan Alasan Kenaikan Harga Mobil LCGC 5%

marketeers article

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara terhadap rencana kenaikan harga kendaraan bermotor hemat energi dan terjangkau atau low cost green car (KBH2/LCGC) sebesar 5% pada tahun 2023. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan industri otomotif Tanah Air.

Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin mengatakan pertumbuhan industri alat angkut pada tahun 2022 meningkat sebesar 10,67%, atau di atas angka pertumbuhan industri pengolahan yaitu 5,01%. Meski begitu, saat ini industri otomotif mengalami peningkatan biaya produksi.

BACA JUGA: Sepuluh Hari Digelar, IIMS 2023 Catat Transaksi Rp 3,2 Triliun

“Pemerintah memahami bahwa ada peningkatan cost of production pada produksi kendaraan KBH2, kenaikan bahan baku serta biaya logistik mengakibatkan diperlukannya penyesuaian tersebut,” kata Taufiek melalui keterangannya, dikutip Selasa (28/2/2023).

Kebijakan terbaru mengenai KBH2 terdapat di Peraturan Menperin Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah. Rencana kenaikan harga mobil LCGC sudah disetujui oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita,

“Seperti yang disampaikan Bapak Menteri Perindustrian, besaran penyesuaian tidak boleh di atas inflasi sehingga tidak memberatkan masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA: IMI Sebut IIMS 2023 Jadi Jembatan Penghubung Dunia Otomotif

Di sisi lain, Taufiek menjelaskan untuk mendorong perkembangan industri otomotif Tanah Air pemerintah menjalin kerja sama dengan berbagai macam stakeholder nasional maupun asing. Salah satunya, yakni dengan Jepang sebagai produsen besar kendaraan roda empat maupun roda dua.

Kerja sama dilakukan juga untuk mengembangkan elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN), termasuk bio-fuel. Diskusi terkait dengan kebijakan industri otomotif, khususnya terkait upaya pengurangan emisi akan terus dilakukan.

“Sebagai salah satu negara dengan industri otomotif terbaik di dunia, kami percaya kerja sama dengan Jepang dapat mendukung upaya mencapai carbon neutrality,” kata Taufiek.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related