Kemenperin menggelar berbagai program untuk mendorong pengembangan kompetensi SDM industri otomotif. Tujuannya agar industri ini, beserta industri-industri kecil pendukungnya dapat tumbuh lebih baik. Menyambut tahun 2016, para pemain otomotif Indonesia tidak ingin terjerat lebih dalam pada kondisi 2015. Betul saja. Meski masih merangkak, industri otomotif nasional berhasil tumbuh pada tahun ini. Hal itu dapat dilihat dari pencapaian produksi dan penjualan periode Januari–September 2016 yang tumbuh 4% dibanding periode yang sama tahun 2015.
Per Januari–September, industri otomotif nasional telah mencatatkan produksi sebanyak 876.741 unit dengan penjualan 783.470 unit, ekspor (CBU) 138.740 unit dan ekspor (CKD) 144.506 set. Pencapaian itu tidak lepas dari peran Kementerian Perindustrian.
“Industri otomotif mengalami koreksi dibanding tahun 2015, sebagai akibat menurunnya daya beli dalam negeri. Namun dengan memperhatikan capaian pada periode Januari-September 2016, maka kami optimistis kinerja industri otomotif akan tercapai sesuai dengan yang ditargetkan,” jelas I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jendral Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang mendapat penghargaan Goverment Marketeers Award 2016 kategori Kementerian.
Selain menjaga stabilitas pertumbuhan, Kemenperin juga menjadi pendorong agar negeri ini tumbuh sebagai basis produksi. Kemenperin kerap berperan dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan bahan baku baja otomotif yang saat ini masih tergantung impor, melalui pemberian BMDTP (Bea masuk ditanggung pemerintah). Selain itu, Kemenperin juga mendorong peningkatan penggunaan komponen otomotif lokal (TKDN).
Dari sini, beberapa pemain, khususnya pabrikan Jepang telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil-mobil mereka. Sebut saja sejumlah merek tenar, seperti Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Honda dan lainnya. Kontribusinya pun lumayan meski belum bisa dibilang signifikan menyumbang pendapatan negara. Misalnya saja Toyota. Sejak pertama hadir di Indonesia, Toyota Group telah berinvestasi lebih dari Rp 49 triliun bagi pengembangan industri otomotif nasional
Artikel selengkapnya bisa dibaca di
Majalah Marketeers edisi Des 2016-Jan 2017