Produk kerajinan dalam negeri dijelaskan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Pariwisata (Kemenperin) Gati Wibawaningsih memiliki pasar yang terus meningkat. Di tengah upaya pembangunan ekonomi, produk kerajinan Industri Kecil dan Menengah (IKM) diyakini menjadi tombak ekonomi kerakyatan.
“Perlu diingat bahwa dalam era globalisasi, produk IKM seperti batik harus didukung dengan kualitas atau mutu yang baik dan tentunya memiliki standard. Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di pasar global itu, antara lain dilakukan melalui pengembangan inovasi desain dan produk,” ungkap Gati di Jakarta, Rabu (08/05/2019).
Guna memacu pengembangan IKM kerajinan, Gati menghimbau pelaku bisnis untuk lebih aktif bergabung dengan program pemerintah, antara lain melalui e-Smart IKM.
“Program ini menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace. Melalui program e-Smart, produk kerajinan, perhiasan dan batik di dorong untuk memasuki pasar online, sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah,” jelas Gati.
Ia juga menghimbau agar para perajin aktif menggunakan berbagai fasilitas yang diupayakan, seperti fasilitas KUR dan lembaga pembiayaan perbankan dan non-perbankan lain untuk memperkuat struktur modal.
Ia berharap, melalui program e-Smart IKM, pengembangan kualitas produk, standarisasi, fasilitas mesin dan perawatan, hingga fasilitas promosi dapat membantu pengembangan IKM kerajinan tanah air.