Kena Badai PHK, Twitter Rumahkan Ratusan Karyawan

marketeers article
Twitter dikabarkan telah melakukan PHK pada 100 karyawannya (Sumber Gambar: 123rf.com)

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali menerpa sektor teknologi global. Kali ini, Twitter menjadi perusahaan teknologi yang melakukan pengurangan jumlah karyawannya. Melansir artikel TechCrunch, Twitter dikabarkan telah merumahkan 100 orang karyawannya.

Berdasarkan laporan Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari artikel TechCrunch, PHK ini telah memangkas 30% tim talent acquisition. Hal tersebut mencakup tim rekrutmen dan tim pencari karyawan baru yang dibutuhkan perusahaan. Karyawan yang terkena PHK akan diberikan pesangon yang jumlahnya tidak disebutkan. Selain karyawan internal, pengurangan ini juga berdampak pada sejumlah karyawan outsourcing.

PHK ini menjadi imbas dari pembekuan rekrutmen yang dilakukan perusahaan. Dua bulan yang lalu, Twitter mengumumkan akan mengurangi jumlah karyawan baru. Dengan berkurangnya proses rekrutmen, Twitter terpaksa memberhentikan karyawan yang berkaitan dengan alur tersebut dan hanya mempertahankan sebagian anggota tim saja. Hal ini merupakan bentuk efisiensi yang dilakukan Twitter untuk menyesuaikan jumlah karyawan dengan kebutuhannya.

Mengutip artikel engadget, keputusan PHK ini merupakan langkah yang tiba-tiba. Twitter perlu mengambil sikap untuk bertahan dari tekanan bisnis yang tengah melanda berbagai sektor industri di Amerika Serikat (AS). Selain itu, potensi akuisisi Twitter oleh miliarder Elon Musk juga ambil bagian pada PHK yang diberlakukan.

Sebelumnya, pemilik Tesla dan SpaceX tersebut telah mengisyaratkan kemungkinan terjadinya pengurangan karyawan di Twitter. Dalam pertemuan yang dilakukan dengan karyawan, Elon Musk menyebutkan PHK tersebut mungkin terjadi karena pengeluaran Twitter yang terlampau tinggi dibandingkan pendapatannya. Hal tersebut menimbulkan kondisi keuangan perusahaan yang tidak stabil. 

Pada tahun 2021, pendapatan Twitter naik menjadi US$ 5,08 miliar dari US$3,72 miliar dibandingkan 2020. Namun, meskipun terjadi peningkatan, perusahaan ini dikabarkan masih mengalami kerugian yang mencapai US$ 221 juta.

Tidak hanya Twitter, pengurangan jumlah karyawan juga terjadi pada beberapa perusahaan lain. Perusahaan milik Elon Musk Tesla juga baru saja melakukan PHK pada 200 karyawannya yang sebagian besar bekerja di bagian sistem kemudi otomatis. Efisiensi melalui pengurangan jumlah karyawan ini juga dilakukan oleh perusahaan teknologi lain seperti Meta dan induk perusahaan TikTok ByteDance. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related