Kehadiran buzzer di dalam aktivitas marketing terutama di era digital kian banyak ditemukan. Pasalnya, campaign seringkali perlu menjadi viral dan diperbincangkan banyak orang, salah satunya melalui media sosial.
Kita tahu, topik yang semakin ramai diperbincangkan akan menarik perhatian banyak orang dan mampu memperluas jangkauan dari penyebaran campaign tersebut. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi bisnis, terutama dalam meningkatkan traffic yang didapatkan. Di sini lah, peran seorang buzzer kerap dilibatkan. Aktivitas yang melibatkan pada buzzer ini sering disebut dengan buzz marketing.
Baca juga: S3 Marketing: Kerek Penjualan dari Konten Viral
Untuk mengenal lebih dalam profesi seorang buzzer, yuk, simak penjelasan mengenai buzzer dan buzz marketing di artikel ini!
Pengertian Buzzer dan Buzz Marketing
Menurut Collins Dictionary, buzzer adalah seseorang ataupun sesuatu yang mendengungkan dan bertujuan untuk mencari perhatian. Di Indonesia, buzzer biasanya adalah orang yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan informasi dan melakukan promosi terhadap suatu produk atau brand.
Dengan begitu, buzzer saat ini menjadi salah satu elemen dalam melakukan viral marketing di sosial media. Banyak orang yang akan terlibat dalam pembicaraan suatu topik tersebut, sehingga menimbulkan viralitas.
Peran Buzzer
Dalam dunia marketing, jasa buzzer yang digunakan oleh para marketeer untuk menghasilkan viralitas disebut dengan buzz marketing. Para buzzer ini akan memanfaatkan platform media sosial untuk mengundang orang agar tertarik melihat dan ikut membicarakan suatu campaign. Dengan begitu akan muncul fenomena word-of-mouth yang mendorong kampanye tersebut.
BACA JUGA: Peran Media Sosial dalam Strategi Digital Marketing
Jasa buzzer ini biasa digunakan untuk meningkatkan brand awareness yang berpotensi menghasilkan penjualan, traffic, engagement, atau membangun opini publik.
Buzzer biasanya akan beraksi melalui sosial media, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Penerapan buzzer ini tidak hanya bisa digunakan pada lingkup bisnis, melainkan juga pada politik, kampanye lingkungan, dan kepentingan lainnya. Sayangnya, tidak jarang para buzzer dikerahkan untuk black campaign hingga citranya beberapa waktu ini agak kurang baik.
Tips Menerapkan Buzz Marketing
1. Membuat Kampanye Iklan yang Menarik
Ketika Anda menggunakan jasa buzzer, Anda harus juga membuat kampanye iklan yang menarik agar strategi marketing yang dilakukan dapat berjalan maksimal. Jika kampanye iklan hanya dibuat seadanya, maka penggunaan buzzer tidak dapat juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap target pemasaran Anda. Sebelum melakukan buzz marketing, Anda perlu menyiapkan konsep iklan yang matang agar audiens dapat tertarik. Anda juga dapat melakukan riset dan brainstorming dengan menganalisis kampanye yang dilakukan oleh kompetitor Anda.
2. Menggunakan Jasa Influencer
Penggunaan buzzer juga dapat dimaksimalkan dengan menggandeng influencer di sosial media. Influencer tentu memiliki peran besar dalam membangun opini publik. Ketika influencer melakukan endorsement dengan membuat konten di sosial media, maka buzzer dapat ikut terlibat dengan mendukung konten influencer tersebut. Dengan begitu, akan tercipta percakapan dan perbincangan yang dapat menarik perhatian audiens.
BACA JUGA: Kenali Tipe Influencer yang Tepat bagi Strategi Pemasaran Anda
3. Memaksimalkan media sosial
Dalam membangun viralitas pada buzz marketing, Anda dapat memaksimalkan seluruh saluran media sosial. Dengan begitu, akan tercipta konsistensi dan gelombang viralitas yang tinggi, sehingga semua orang di berbagai media sosial akan terpapar dengan kampanye yang dilakukan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membuat tagar yang digunakan di semua medsos.
4. Menggunakan program referral
Untuk memperluas jangkauan dari kampanye, Anda dapat menggunakan program referral yang menimbulkan efek word-of-mouth. Audiens dapat menyebarkan kode referral tertentu kepada orang terdekatnya, baik itu teman, rekan, dan juga keluarga untuk menggunakan atau membeli produk Anda. Program referral ini juga diikuti dengan memberikan insentif, seperti diskon, voucer belanja, maupun produk gratis.
5. Menggunakan Campaign Pay Per Click (PPC)
Selain program referral, Anda juga dapat memperluas jangkauan kampanye dengan menggunakan Campaign Pay Per Click (PPC). Campaign ini membutuhkan biaya tertentu yang dapat disesuaikan dengan anggaran yang Anda miliki. Dengan begitu, buzz marketing yang dilakukan dapat tersebar lebih luas dan bekerja secara efektif. Contoh campaign PPC yang dapat Anda gunakan adalah Facebook Ads, Instagram Ads, ataupun TikTok Ads.
Kesimpulannya, buzzer adalah sebuah profesi yang memiliki peranan besar dalam menciptakan viralitas melalui buzz marketing. Penggunaan jasa buzzer ini memberikan Anda keuntungan dalam membangun opini publik, meningkatkan engagement produk, memperkenalkan produk baru secara efektif, dan masih banyak lagi.
Selain itu, terdapat beberapa hal juga yang perlu Anda perhatikan agar buzz marketing Anda memberikan hasil maksimal. Anda dapat memaksimalkan peran influencer, menggunakan campaign PPC, program referral, dan membuat konten iklan yang menarik di berbagai platform media sosial.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz