Demensia adalah suatu kondisi penyakit yang dapat dialami oleh manusia berusia lanjut. Kondisi ini pula yang memberikan dampak signifikan pada aktivitas sehari-hari seseorang.
Sederhananya, demensia merupakan penurunan fungsi kognitif dan ingatan yang umumnya dialami oleh mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Gejala yang dialami oleh penderita pun bertahap, dan dapat diobati secara perlahan.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami demensia. Dilansir dari laman Stanford Healthcare, berikut ini ulasan selengkapnya.
Faktor risiko demensia
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang memengaruhi kemungkinan berkembangnya satu atau lebih jenis demensia. Beberapa dari faktor-faktor ini dapat diubah, sementara yang lainnya tidak.
BACA JUGA Steve Harwell Meninggal karena Gagal Hati, Kenali Gejalanya
1. Usia
Risiko penyakit Alzheimer, demensia vaskular, dan beberapa demensia lainnya meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia.
2. Genetik
Peneliti telah menemukan adanya sejumlah gen yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit demensia. Artinya, mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit demensia memiliki risiko lebih tinggi dibanding yang tidak.
3. Merokok dan konsumsi alkohol
Beberapa penelitian terbaru menemukan fakta bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penurunan mental dan demensia. Orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena aterosklerosis dan jenis penyakit pembuluh darah lainnya, yang mungkin menjadi penyebab peningkatan risiko demensia.
Riset terbaru juga menemukan kebiasaan konsumsi alkohol dalam jumlah besar mampu meningkatkan risiko demensia. Namun, penelitian lain menunjukkan orang yang minum alkohol dalam jumlah sedang memiliki risiko demensia lebih rendah.
BACA JUGA Dokumenter David Beckham Ungkap Gangguan OCD, Begini Gejalanya
4. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penumpukan plak atau endapan zat lemak dan kolesterol di lapisan dalam arteri. Aterosklerosis menjadi salah satu faktor risiko yang signifikan terhadap demensia vaskular, karena mengganggu aliran darah ke otak dan dapat menyebabkan stroke.
Penelitian juga menemukan kemungkinan adanya hubungan antara aterosklerosis dan penyakit Alzheimer.
5. Kolesterol
Tingginya kadar lipoprotein densitas rendah (LDL), atau yang biasa disebut dengan kolesterol “jahat” dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demensia vaskular. Sejumlah penelitian juga mengaitkan tingginya kadar kolesterol dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.
6. Diabetes
Faktor risiko lainnya dari penyakit Alzheimer dan demensia vaskular adalah diabetes. Kondisi tersebut juga menjadi faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan stroke, yang keduanya berkontribusi terhadap demensia vaskular.
7. Gangguan kognitif ringan
Meskipun tidak semua orang dengan gangguan kognitif ringan mengalami demensia, tapi orang dengan kondisi ini memiliki peningkatan risiko demensia secara signifikan dibandingkan populasi lainnya.
Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa sekitar 40% orang berusia di atas 65 tahun yang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan turut mengalami demensia dalam waktu tiga tahun setelahnya.
Editor: Ranto Rajagukguk