Bayer, perusahaan global di bidang life science terkait kesehatan dan pertanian mengambil langkah proaktif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang perasaan dan masalah emosi yang sering dialami oleh perempuan sebelum haid, terutama terkait Pre-Menstrual Syndrome (PMS)-Gejala Premenstruasi dan Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) – Gejala Premenstruasi Disporik / Gejala Pramenstruasi Parah.
Menjaga kesehatan reproduksi yang mencakup kondisi fisik, psikis dan sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah hal yang penting. Terganggunya kesehatan reproduksi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan perempuan, seperti gangguan PMS dan PMDD.
Inilah yang kemudian menginisiasi Bayer untuk berkomitmen dalam membantu masyarakat memahami betapa pentingnya kesehatan reproduksi bagi perempuan, terutama yang disebabkan oleh PMS dan PMDD.
- Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. – Pharmaceuticals Bayer Indonesia menyampaikan sebelum atau selama haid, perempuan kerap kali mengalami PMS maupun gejala yang lebih parah, yang biasa disebut PMDD. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan perempuan secara menyeluruh. Namun, sering kali diabaikan atau dianggap sepele oleh masyarakat.
BACA JUGA: Peran Bayer dalam Menciptakan Akses Terpadu untuk Petani
“Kami menyadari bahwa kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan perempuan. Dan mengatasi kondisi seperti itu adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan,“ kata dr. Dewi dalam keterangan tertulis (11/2023).
Memahami PMS dan PMDD
Saat ini, perhatian lebih dibutuhkan pada kesehatan reproduksi perempuan yang berhubungan dengan menstruasi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 95% perempuan di Indonesia mengalami PMS.
Hal ini membuat perempuan merasa tidak nyaman dengan gejala seperti perubahan mood, sakit perut, sakit kepala, hingga mual dan sembelit. Selain PMS, ada juga PMDD yang memiliki gejala hampir sama dengan PMS, namun lebih parah.
PMDD bisa membuat perempuan mengalami kecemasan dan serangan panik, mudah marah dan tersinggung, suasana hati yang buruk dan perasaan tertekan, perubahan nafsu makan, hingga menimbulkan masalah pada kulit, pernapasan, penglihatan, dan pencernaan.
Data menunjukkan bahwa setidaknya, terdapat 6 juta perempuan di seluruh dunia menderita PMDD. Angka ini sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena banyak perempuan yang tidak melaporkan gejalanya, khawatir akan penilaian negatif.
BACA JUGA: Bayer Dorong Akselerasi Teknologi Digital Layanan Kesehatan di Banten
Salah satu cara untuk meredakan gejala PMS dan PMDD saat mendekati serta selama menstruasi adalah dengan menggunakan pil KB modern yang mengandung Drospirenon. Penggunaan pil KB ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam membantu mengatur hormon yang berperan dalam PMS dan PMDD.
Drospirenon memiliki sifat seperti Progesteron yang membantu mengatur proses dan siklus menstruasi. Ini adalah satu-satunya kontrasepsi hormonal yang telah menjalani uji coba besar dan terkendali, dan terbukti efektif dalam mengatasi PMDD.
“Pil KB modern yang mengandung Drospirenon memegang peran penting dalam membantu perempuan mencapai kondisi kesehatan reproduksi yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa pil ini hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya,” tutur dr. Dewi.
Editor: Ranto Rajagukguk