Kenali Public Display of Affection, Fenomena Bermesraan di Depan Umum

marketeers article
Ilustrasi bermesraan di depan umum (Foto: 123rf)

Belakangan, banyak video berseliweran di media sosial yang memperlihatkan pasangan sejoli bermesraan di depan umum atau disebut public display of affection (PDA). Kelakuan mereka yang nekad bercumbu di ruang publik tak ayal membuat orang lain merasa risih.

Sebagaimana yang diungkapkan warganet di platform X. Cuitan anonim yang diunggah di akun @tanyakanrl, Senin (16/10/2023) memantik perdebatan di jagat maya, “Kalian risih gasi kalo orang pacaran ataupun yang udah nikah over gini? Gw sama paksu aja tau tempat.”

Unggahan itu lantas menuai beragam respons. Banyak warganet yang merasa risih dengan PDA, namun ada pula yang tak keberatan selagi pasangan tersebut tidak mengganggu orang lain secara langsung.

BACA JUGA: Mungkinkah Berteman dengan Cinta Pertama seperti Sherina dan Derby?

Tanggapan yang demikian sejatinya adalah hal wajar, mengingat tingkat toleransi terkait PDA bisa berbeda pada tiap orang dan tempat. Beberapa faktor yang turut memengaruhi, antara lain usia, norma sosial, serta adat istiadat.

Lantas, sebenarnya apa yang membuat sejoli melakukan tindakan PDA? Berikut ulasannya:

Faktor Psikologis dan Biologis

Esterline & Muehlenhard dalam Young People’s Experiences of Performative Making Out (2017) menemukan bahwa salah satu pemicu PDA adalah faktor psikologis. Alasan itu pun berbeda antara lelaki dan perempuan.

Alasan yang mendorong perempuan untuk bermesraan dengan pasangannya di tempat umum terbagi menjadi tiga: membuat iri wanita lain di sekitarnya, memamerkan keharmonisan hubungannya, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Sementara pada lelaki, alasan yang mendorong PDA ialah untuk meningkatkan ego dan kepercayaan diri, sebagai pembuktian kepada orang sekitar kalau mereka mampu memanjakan perempuan, atau sebatas ingin memamerkan hubungannya.

BACA JUGA: Viral Selingkuh Berdalih “Masih Mending”, Pertanda Guilt Tripping?

Lebih lanjut, psikolog klinik di New York yang bernama Chloe Carmichael mengungkapkan faktor lain yang terkait dengan biologis. Kontak fisik, menurutnya, terbukti mampu menurunkan kadar hormon kortisol tubuh.

Hal itu membuat pasangan jadi merasa lebih santai dan bahagia. Tanpa disadari, efek rileksasi ini membuat mereka ‘ketagihan’ sehingga ingin terus mendapatkan efek yang sama dengan mengulanginya.

Faktor pemicu lainnya adalah sensasi adrenalin tinggi karena aksinya dilihat banyak orang. Hal ini dipengaruhi detak jantung yang meningkat, baik dari rangsangan maupun jantung yang berdegup kencang, yang lantas meningkatkan suhu tubuh. 

Sensasi panas ini meningkatkan gairah, sehingga membuat ketagihan untuk terus melanjutkan bermesraan di depan umum. Terlebih jika keduanya sama-sama menikmati, bermesraan di depan umum bisa menjadi suatu aktivitas yang menarik.

Demikianlah sekilas pembahasan mengenai PDA dan faktor-faktor pemicunya. Jika Anda ingin bermesraan di tempat umum, sebaiknya lihat-lihat kembali situasi dan kondisi sekitar. Lalu, pastikan apa yang Anda lakukan masih dalam batas wajar, seperti bergandengan tangan saja.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS