Suatu bisnis pasti ingin terus meningkatkan merek dengan cepat dan salah satu cara yang terbilang strategis melalui growth-hack marketing. Strategi tersebut terbilang sebagai cara paling efektif dalam mendorong pertumbuhan bisnis, terutama saat ingin mulai merintis startup.
Pasalnya, cara ini tidak memerlukan modal yang banyak sehingga banyak merek yang mulai mencoba growth-hack marketing. Namun, dalam melakukan strategi tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menciptakan dampak positif yang signifikan terhadap seluruh komponen merek.
Ryan Dwana, Business Director Initiative Indonesia menekankan suatu bisnis harus memiliki visi dan misi yang jelas sehingga tidak terjebak dengan vanity metrics atau parameter yang membuat strategi pemasaran memuaskan. Dengan demikian, suatu perusahaan dapat menghindari sesuatu yang tidak membawa dampak langsung kepada bisnis mereka.
“Sebagai pemilik bisnis harus memiliki dua fokus, yaitu jangan panjang dan jangka pendek. Growth-hack atau segala aktivitas yang membuat viral tidak membawa bisnis secara panjang. Kelihatannya saja di awal terlihat viral, namun untuk membangun brand dibutuhkan perjalanan panjang dan konsistensi,” ujar Ryan saat menghadiri webinar Product Management dari DSC 2022 pada Kamis (14/7/2022).
Terdapat tiga tips utama dari Ryan dalam implementasi growth-hack marketing yang tidak hanya membuat bisnis hanya viral sesaat, namun dapat diingat oleh konsumen dengan mudah. Tipsnya antara lain adalah lacak tren atau momentum, perkuat brand asset, dan mainkan emosi konsumen.
Pada langkah pertama, yakni lacak tren atau momentum, hal yang harus dilakukan oleh suatu bisnis adalah melakukan riset mengenai apa yang sedang trend dan marak akhir-akhir ini. Sebuah bisnis dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk menghubungkan inisiatif pemasaran dengan tren yang ada sehingga merek dapat mengikuti apa yang sedang ramai dibicarakan masyarakat.
Kemudian, penguatan brand asset juga menjadi poin penting dalam melakukan growth-hack marketing. Suatu merek harus memiliki ciri khas tersendiri yang mudah dan dekat dengan masyarakat. Misalnya, kombinasi pemilihan warna dan desain logo, tagline dan jenis font unik, komponen dan gaya dari sebuah cerita merek, serta jingle atau instrumental yang menggunakan lagu viral.
Terakhir adalah memainkan emosi konsumen dengan jangan asal-asalan saat membuat merek. Secara riset, ketika sebuah merek dapat memberikan emosi kepada audiens, maka konsumen akan lebih mudah mengingat mereka karena memiliki ikatan tersendiri. Matangkan tujuan dan perkuat posisi merek sehingga sebuah bisnis bisa terus berinovasi dengan baik.
Editor: Ranto Rajagukguk