Kenapa Gen X Bisa Beli Rumah di Tengah Kota, Sedangkan Gen Y Tidak Bisa?

marketeers article
81546473 rear view of a young woman holding the curtains open to look out of a large light window at home, interior. positive and aspirational lifestyle. woman looking out a window, indoors.

Mencari dan membeli properti saat ini bukanlah hal yang mudah. Bujet ada tapi lokasi tidak sesuai, atau lokasi cocok tetapi bujetnya masih kurang. Rasa-rasanya hal ini dirasakan oleh semua kalangan.

Namun dalam hal properti nampaknya, Generasi X jauh lebih beruntung dari pada kalangan Generasi Y atau yang akrab disapa milenial.

Menurut Ignatius Untung selaku Country Manager Rumah123, kalangan Generasi X sudah dalam kondisi yang aman dan mapan. Ia bisa bilang seperti itu karena, kondisi Generasi X saat ini sudah mulai berada pada posisi yang aman dan nyaman, dari segi pekerjaan dan pendapatan. Mereka pun saat ini tergolong sudah memiliki properti yang tetap.

Hal yang membedakan antara Generasi X dan Generasi Y adalah, ketika Generasi X tumbuh dan berusaha mencari properti, informasi yang beredar di sekelilingnya tergolong terbatas. Sementara saat ini Generasi Y, sudah tercampur dengan banyak informasi terkait dengan properti.

“Dulu, Gen X itu kalau mau beli rumah, godaan mereka itu cuman beli mobil. Kalau Gen Y itu banyak banget godaanya. Dari Mobil, gadget, sampai traveling,” imbuh Untung.

Generasi X beruntung karena mereka ini mendapatkan properti ketika harga masih terjangkau. Di kawasan Jakarta misalnya mereka masih bisa menemukan rumah di daerah Jagakarsa, Kelapa Gading, Cinere, Pejaten, Jati Padang, hingga Pondok Labu.

Sementara Generasi Y, mereka sudah harus ikhlas mengalah untuk sampai ke pinggir-pinggir Jakarta. Semisal bujet mereka ada dan cukup, belum tentu mereka bisa dapat lokasi yang sestrategis didapatkan oleh kalangan Generasi X.

“Sebenarnya dalam hal properti itu semua generasi maunya sama. Aksesnya gampang dan semua fasilitas sudah ada. Cuman, Generasi X itu duluan belinya, dan Generasi Y belakangan. Nanti Generasi Z akan lebih kasihan lagi,” terang Untung.

Saat ini banyak yang menyebutkan bahwa kalangan Generasi Y lebih cenderung memilih apartemen ketimbang rumah biasa. Namun bagi Untung, hal itu bukan karena mereka suka. Tapi lebih ke permasalahan kemampuan mereka memang di sana.

“Apartemen di daerah Jakarta masih ada yang dibawah Rp 1 miliar, kalau rumah ya sudah gak ada,” lanjutnya.

Bagi Untung, saat ini orang memilih antara lokasi dan waktu. Lokasi itu bisa dilihat secara fisik dan mudah dibayangkan, tetapi waktu tidak bisa. Ia menilai bahwa saat ini orang semakin jarang di rumah. Terlebih kalangan millenial.

“Dulu orang tua kita terbiasa jam 5 sore sudah pulang dan ada di rumah. Kita ini sekarang pulang jam 6 sore saja sudah sebuah kemewahan.”

Ia menilai tantangan adalah memberikan edukasi kepada kalangan millenial kalau mereka bisa mendapatkan rumah yang secara luas lebih besar dari apartemen, tetapi secara lokasi lebih jauh.

“Millenial ini adalah kalangan yang fear of missing out. Yang penting mereka ada teman, capek di jalan saat berangkat atau pulang kantor gak apa-apa, asal ada temannya dan tidak sendirian.”

Related

award
SPSAwArDS