Kepulauan Riau termasuk daerah yang terdampak pandemi COVID-19 terutama di sektor pariwisata. Angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Riau mengalami penurunan hingga 64,65% dibanding tahun lalu.
Di era new normal, pemerintah Kepulauan Riau mencoba membuka kembali beberapa destinasi wisata. Tujuannya, untuk kembali mendongkrak perekonomian negara maupun pemerintah. Beberapa strategi dan protokol kesehatan pun diterapkan, termasuk strategi cleanliness, health, dan safety (CHS).
“Kami pun sangat berhati-hati untuk membuka kembali destinasi pariwisata yang aman pasca pandemi. Berdasarkan rekomendasi Kemenparekraf, kami memiliki pilot project destinasi yang akan dibuka terlebih dulu, seperti Nongsa di Batam dan Lagoi Bintan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar dalam acara Government Roundtable Series: COVID-19: New, Next, & Post, Senin (06/07/2020).
Selain Nongsa dan Lagoi, adapula beberapa pulau yang juga akan dibuka untuk wisatawan lokal seperti Telunas Beach Resort di Batam serta pulau Nikoi dan Cempedak di Bintan. Dengan pembukaan beberapa destinasi wisata yang diikuti oleh protokol kesehatan yang ketat, Buralimar berharap nantinya akan menarik wisatawan mancanegara dari Singapura maupun Malaysia.
“Kita pertama akan buka dulu untuk wisatawan domestik dan menunjukkan pada wisatawan asing, terutama Singapura dan Malaysia bahwa Kepulauan Riau aman untuk pariwisata,” lanjut Buralimar.
Kepulauan Riau pun telah menyiapkan enam strategi CHS yang akan diterapkan di berbagai destinasi pariwisata pasca pandemi. Pertama, mempersiapkan setiap tempat wisata dan perhotelan untuk membentuk konsep baru yang dapat menarik para wisatawan.
Kedua, melakukan kerja sama dengan influencer luar negeri dan domestik untuk mempromosikan pariwisata Kepulauan Riau pasca pandemi COVID-19.
“Kita akan tetap menggunakan anak-anak muda yang tergabung dalam Generasi Pesona Indonesia (GENPI) untuk membantu mempromosikan kembali pariwisata di Kepri,” tutur Buralimar.
Ketiga, pembenahan destinasi wisata. Keempat, bekerja sama dengan tempat wisata, perhotelan, dan restoran untuk melakukan branding dan promo wisata seluas-luasnya.
Kelima, memanfaatkan alokasi dana APBN yang sudah disiapkan pemerintah pusat secara maksimal. Terakhir, menerapkan prinsip higienitas dan sanitasi yang baik sesuai dengan saran WHO dan Kementerian kesehatan.
“Pemerintah pusat telah menganggarkan dana pemulihan pariwisata Indonesia sebesar Rp 3,3 triliun ke sepuluh destinasi wisatawa. Kepulauan Riau setidaknya mendapatkan Rp 2 miliar yang akan digunakan untuk pariwisata,” kata Buralimar.
Editor: Ramadhan Triwijanarko