Kerja Sama Indonesia dan Denmark Kembangkan Pelayaran Ramah Lingkungan
Pemerintah Indonesia dan Denmark menjalin kerja sama mengembangkan pelayaran ramah lingkungan atau green shipping. Upaya tersebut sebagai bentuk dukungan dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) beberapa waktu yang lalu.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinsi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Basilio Dias Araujo mengatakan, pemerintah sudah memiliki tujuan jangka panjang dan komitmen aktivitas ekonomi. Terutama, dalam hal kemaritiman, untuk menggunakan konsep hijau atau berkelanjutan.
“Komitmen ini sudah diterima baik oleh Denmark dan kami berharap Denmark mampu membantu mempromosikan teknologi rendah karbon, memfasilitasi kemitraan publik-swasta, pertukaran informasi, transfer teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang maritim. Termasuk juga, kerja sama teknis serta berbagai program untuk meningkatkan efisiensi energi di kapal dan pelayaran,” kata Dias melalui keterangannya, Rabu (24/11/2021).
Aktivitas pelayaran yang sedang didorong oleh pemerintah Indonesia telah membuat berbagai kebijakan dan implementasi kebijakan dalam mewujudkan aktivitas hijau dan berkelanjutan. Di dalam negeri, telah memperbarui Nationally Determined Contributions (NDC) pada Juli 2021 melalui Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP). Selain itu, Indonesia juga telah mulai memproduksi Low Sulphur Marine Fuel Oil (LS MSO) yang sudah dibisniskan di salah satu pelabuhan kargo curah di Pelabuhan Internasional Krakatau pada Agustus 2021.
Hal lainnya yang telah dilakukan Indonesia, sambung Dias, yaitu memperkenalkan proyek B20 dan B30 sebagai bauran minyak nabati dan solar untuk transportasi darat dan udara di tingkat nasional. Kemudian, membuat program untuk mengubah kapal-kapal kecil dari menggunakan bahan bakar minyak menjadi menggunakan bahan bakar gas (BBG).
“Sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan pelabuhan yang terintegrasi dan menerapkan konsep hijau, untuk itu telah dilakukan pemanfaatan beberapa rooftop solar untuk menyediakan energi ramah lingkungan. Selain itu, Indonesia berencana untuk menerapkan teknologi energi baru terbarukan dan bioenergi melalui Carbon Captured Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS),” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen menyatakan kesiapannya dalam mendukung Indonesia mencapai penggunaan teknologi berbasis ramah lingkungan. Terutama, dalam aktivitas pelayaran dan sektor kemaritiman, mulai dari pengembangan SDM hingga aktivitas kepelabuhanan.
Larsen juga memuji perkembangan yang dilakukan Indonesia untuk menggarap ekonomi hijau begitu pesat. Dia memastikan, Denmark akan membantu Indonesia agar bisa mengembangkan industri ini.
“Kami melihat berbagai perkembangan Indonesia dalam hal perekonomian dari aktivitas maritim yang berbasis konsep hijau. Kami siap membantu dan mendukung Indonesia dalam melakukan inovasi teknologi yang mendukung pengembangan konsep hijau dalam kemaritiman Indonesia,” paparnya.
Editor: Eko Adiwaluyo