Keselamatan Berkendara Juga Tanggung Jawab Produsen Mobil

marketeers article
Kecelakaan lalu lintas nampaknya kian menjadi problema serius yang kerap dialami oleh masyarakat. Khususnya, bagi masyarakat yang hidup di negara dengan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi seperti Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, Ford Motor Indonesia (FMI) bersama Korlantas Polri bermisi untuk meningkatkan keselamatan berlalulintas melalui program Ford Driving Skills for Life (DSFL) 2015.
 
“Berdasarkan data WHO, kematian akibat kecelakaan lalu lintas menempati posisi ke-sembilan dari pemicu kematian masyarakat dunia. Bahkan, diprediksi dengan kondisi seperti ini akan merangkak ke posisi ke-lima. Untuk itu, PBB mengimbau seluruh pemerintah negara untuk mengerem hal tersebut. Menjawab hal tersebut, pemerintah melahirkan Instruksi Pemerintah (Inpres) no 4 tahun 2013,” ujar Kakorlantas Polri Condro Kirono dalam peluncuran Ford Driving Skills for Life 2015 di Jakarta, Rabu (11/02/2015).
 
Untuk Indonesia, Condro menyebutkan tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menurun dari tahun 2010 hingga 2013. Pada 2010, kecelakaan menimpa 32 ribu orang. Syukurnya, pada tahun 2014, angka tersebut menurun menjadi 28.648 orang. Condro mengatakan upaya peningkatan keselamatan berlalulintas harus juga didukung oleh para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Menurutnya, harus ada sinergi antara pemerintah, ATPM, dan para pengguna jalan. Untuk itu, Ford melalui kampanye globalnya tersebut, mengajak para pengendara di Indonesia yang memiliki SIM untuk melakukan pelatihan baik teori maupun praktik. Program ini sifatnya inklusif. Artinya, semua pengendara atau pengguna produk apa pun, tidak hanya produk Ford dapat mengikuti program tersebut atau meminta Ford memfasilitasi komunitas mereka.
 
“Kami ingin menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia, bukan hanya di Jakarta. Untuk itu, kami memperluas jangkauan kampanye ini dari Sabang sampai Merauke. Sejauh ini terhitung sekitar 9.500 perserta telah mengikuti program yang diadakan sejak 2008. Pesertanya pun beragam, bukan hanya pengendara mobil Ford. Kami pernah memfasilitasi para komunitas dari merek lain. Program ini seluruhnya gratis karena ini adalah bentuk CSR dari kami,” ujar Managing Director FMI Bagus Susanto.
 
Menurut keduanya, kecelakaan lalu lintas besar dipicu bukan hanya dari kondisi jalan, jumlah kendaraan, tapi juga keterampilan dan perilaku pengemudi. Faktor jalanan dan jumlah kendaraan menjadi faktor kedua dan ketiga. Untuk itu, DSFL menyediakan pelatihan keterampilan berikut menggandeng para psikolog juga untuk memberikan wejangan terkait sikap dan mental pengendara. 
 
“Kami bisa menggunakan para psikolog yang Korlantas Polri miliki atau bekerjasama dengan para psikolog setiap perguruan tinggi di berbagai daerah untuk mendukung keseluruhan kampanye ini. Untuk menyentuh mental seseorang memang harus ditangani oleh ahli psikologis,” ungkap Condro.
 
Untuk menyukseskan kampanye ini, Direktur Komunikasi FMI Lea Kartika Indra menyampaikan bahwa Ford akan mengoptimalkan peran media sosial. “Dengan tagar #FordDSFL kami akan menyuarakan kampanye ini di Twitter, Fdan Facebook. Selain itu, kami juga memiliki beberapa video menarik yang mengubah pemikiran masyarakat tentang keselamatan berkendara. Video-video ini kami unggah di Youtube,” pungkas Lea.

Related