Kesempatan Perempuan dalam Perekonomian Harus Diperluas

marketeers article

Pembahasan tentang pemberdayaan perempuan di tengah tantangan ekonomi saat ini semakin menguat. Pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital dan inklusi keuangan ini memulihkan ekonomi bangsa maupun global khususnya di kawasan ASEAN pasca pandemi COVID-19.

Kemen PPPA secara serius melakukan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan peran perempuan khususnya di bidang ekonomi, di antaranya melalui salah satu program prioritas yang merupakan arahan Presiden RI, Joko Widodo, yaitu meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Dalam menjalankan program prioritas pertama ini, Kemen PPPA telah menjalankan beberapa strategi, yaitu menetapkan gender sebagai isu sentral dalam Strategi Nasional Inklusi Finansial, berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga, sektor pembangunan, sektor swasta, lembaga masyarakat, dan akademisi. Tujuannya, memfasilitasi pelatihan wirausaha yang sensitif gender dan pendampingan usaha serta mendukung UKM perempuan untuk bertahan dengan pandemi global saat ini.

“Indonesia adalah negara anggota ASEAN dengan jumlah populasi terbanyak. Perempuan mengisi hampir setengahnya. Dari jumlah perempuan tersebut, 54% di antaranya berada pada usia produktif. Oleh karenanya, perempuan berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi jika diberikan kesempatan luas dan dukungan yang baik,” ungkap Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada webinar Internasional Road to ASEAN Ministerial Meeting on Women: Women’s Participation in the Digital Economy yang dilaksanakan Kemen PPPA bekerjasama dengan MicroSave Consulting (MSC), hari ini (7/10/2021).

Bintang juga menjelaskan dalam menghadapi berbagai dampak dari pandemi COVID-19 seperti saat ini, sangat penting bagi perempuan untuk melakukan strategi dalam mempertahankan usahanya melalui pemanfaatan sektor digitalisasi. “Dengan perkembangan ekonomi digital yang dialami dunia, kita menyadari bahwa internet adalah kesempatan untuk meningkatkan usaha. Data menunjukkan 54% wirausaha mikro yang dimiliki perempuan sudah menggunakan internet, dibandingkan dengan 39% wirausaha mikro yang dimiliki laki-laki,” tambah Menteri Bintang.

Di samping itu, Bintang menuturkan perempuan juga mengambil langkah strategis dalam melakukan diversifikasi produk. Data menunjukkan pelaku usaha mikro perempuan lebih sigap dalam melakukan variasi dan berpindah sektor, lokasi atau produk, dibandingkan dengan pelaku usaha laki-laki.

“COVID-19 memaksa para pelaku usaha untuk beradaptasi lebih cepat terhadap perkembangan era digital. Dengan keterampilan dan pengetahuan baru, para pemimpin perempuan dapat memainkan peran kunci dalam membantu komunitas mereka untuk pulih dari dampak pandemi di bidang ekonomi,” kata Bintang.

Dalam konteks pemberdayaan digital, Kemen PPPA telah berkolaborasi dengan sektor swasta untuk menyediakan pelatihan digital bagi wirausaha perempuan. “Kami juga memberikan pelatihan literasi digital dan usaha bagi perempuan pelaku industri rumahan, termasuk peningkatan keahlian operasional, dan akses terhadap pasar baru,” ujarnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related

award
SPSAwArDS