Metaverse menjadi perbincangan seru belakangan ini. Banyak merek global mengumumkan keputusannya untuk terjun ke metaverse, entah dengan membangun toko virtual, membangun aktivasi, maupun strategi pemasaran lainnya. Lalu bagaimana kesiapan Indonesia membangun metaverse ini?
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan Indonesia berpeluang besar dalam pengembangan metaverse lantaran keunggulan nilai-nilai dan kearifan lokal yang dimilikinya. “Metaverse Indonesia mulai terbentuk dari sektor yang memiliki ekosistem pengguna paling adaptif mengadopsi inovasi digital,” ujar Johnny seperti dikutip dari keterangan resmi kementerian.
Peluang tersebut, sambung Johnny, tentu memerlukan elemen pendukung, seperti sumber daya, konektivitas, dan elemen informatika lainnya. Termasuk dengan menggandeng perusahaan-perusahaan yang sudah mulai mengembangkan metaverse tersebut. Kolaborasi ini menjawab pertanyaan tentang kesiapan Indonesia membangun metaverse.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah membuka wacana tentang metaverse ini pada Desember 2021, saat membuka Muktamar Pengurus Besar Nahdatul Ulama ke-34. Jokowi mengatakan, di masa depan, dakwah maupun pengajian bisa digelar secara virtual dengan metaverse.
“Metaverse akan mengubah. Saya tidak tahu apakah pandemi ini menjadi dipercepat lima atau sepuluh tahun tapi pasti datang. Indonesia sekarang memimpin G20, ingin juga memengaruhi kebijakan dunia yang berpihak pada negara miskin dan berkembang, kepada negara kecil dan kepulauan. Utamanya dalam digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau,” kata Jokowi.
Metaverse dimengerti sebagai semesta kolaboratif yang menggabungkan interaksi manusia dengan avatar serta berbagai produk dan layanan antara dunia nyata dengan dunia digital tanpa batas, di mana semua bisa berlangsung secara simultan dan paralel. Metaverse memiliki potensi yang besar untuk masyarakat bisa berinteraksi, bekerja, hingga belajar.
Pembangunan metaverse ini diperkirakan membutuhkan waktu cukup lama dan secara bertahap hingga tahun 2024. WIR Group sebagai salah satu perusahaan teknologi perangkat lunak metaverse asal Indonesia akan memperkenalkan prototipenya pada perhelatan Presidensi G20 Indonesia 2022. Dalam kolaborasi ini, WIR Group akan mengajak perusahaan global Meta dan Microsoft sebagai pengembang perangkat keras seperti kacamata augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).
“Sebab, adanya dukungan dari pemerintah yang dilakukan secara masif akan sangat berpengaruh terhadap pengembang berbagai sektor kehidupan. Dalam waktu yang relatif cepat, visi pengembangan sektor teknologi metaverse secara pesat di Indonesia dapat terwujud,” ujar Michael Budi, CEO WIR Group.