Tak berarti harus berada di Indonesia untuk dapat mencicipi cita rasa autentik kuliner nusantara. Setidaknya hal ini yang ingin dibawa para diaspora ke berbagai belahan dunia. Indonesia memiliki sejarah yang panjang soal dunia kuliner. Sayangnya, eksposur yang belum tinggi kerap menjadi penghalang perkembangan sektor kuliner asli Indonesia di dunia internasional.
Ditemui dalam rangkaian Innovation Network of Asia, President Indonesia Diaspora Business Council Fify Manan mengatakan para pelaku usaha kuliner khas nusantara di luar negeri kerap terbentur persoalan bahan baku ketika hendak mengembangkan bisnis ini di luar negeri.
“Padahal, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menemukan, sektor kuliner memberikan kontribusi yang besar terhadap total perekonomian nasional atau mencapai 7,38%. Sementara penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif mencapai 15.595.590 jiwa,” ungkap Fify di Jakarta, Kamis (06/12/2018).
Lebih jauh Fify mengatakan, para diaspora tertarik untuk mengembangkan model bisnis ini. Di tahun depan, ia akan memotori gerakan ini dengan mendirikan sebuah restoran Indonesia yang memadukan inovasi dan entrepreneurship di kawasan Atlanta dan Georgia.
“Inovasinya adalah kami mengemas restoran ini dengan konsep Gastrobar. Fine dining namun dengan atmosfir yang kental akan suasana dan budaya Indonesia. Jika ditanya kenapa memilih Atlanta, ini adalah lokasi ekonomi terbesar dari south-east US. Bahkan, sejumlah perusahaan raksasa di dunia seperti Coca-Cola berasal dari wilayah ini,” jelas Fify.
House of Indonesia akan menjadi pilot project Fify di tahun depan. Belajar dari kesuksesan Lexus Toyota di Amerika, Fify ingin membawa kesuksesan serupa bagi bisnis kuliner Indonesia.
“Tak hanya makanan, kami juga akan menjual berbagai kreasi asli Indonesia. Lagi-lagi, kami belajar dari HardRock Cafe yang berhasil menjual merchandise mereka bahkan dengan harga yang lebih tinggi dari makanan yang mereka tawarkan. Kami harapkan ke depan, restoran seperti ini dapat menjadi tempat untuk memasarkan produk-produk kerajinan asli Indonesia ke berbagai belahan dunia,” tutur Fify.
Editor: Eko Adiwaluyo