Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nomor delapan terbesar di dunia dan menguasai lebih dari 50% angkatan kerja di ASEAN memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan bisnis di industri kreatif.
Kepada Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf memprediksi ketika pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia terus meningkat secara konsisten, berpotensi untuk membawa Indonesia sebagai negara nomor empat dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050.
Saat ini munculnya tokoh-tokoh dalam industri kreatif turut serta menumbuhkan semangat di kalangan muda untuk melakukan hal yang serupa, yakni menghadirkan inovasi produk dan layanan dalam industri kreatif. Salah satu yang saat ini menjadi fokus baik bagi pemerintah dan kalangan kreatif adalah hadirnya sosok wirausahawan dalam bidang sociopreneurship.
“Gelombang kebangkitan sociopreneurship menjadi tanda pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi salah satu solusi bagi persoalan sosial-ekonomi bangsa,” ujar Triawan di Jakarta, Senin (15/5/2018).
Saat ini sudah cukup banyak para generasi muda Indonesia yang bergerak di bidang sociopreneurship. Hanya saja saat ini, potensi dan pencapaiaan mereka belum terwadahi secara baik. Padahal inovasi yang dilakukan bermanfaat bagi kehidupan sosial.
“Generasi muda diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk membangtu mengentaskan permasalahan sosial ekonomi dengan pendekatan kreatif. Hal tersebut hanya dapat terwujud jika mereka tumbuh dalam ekosistem yang kondusif,” jelasnya.
Inovasi produk menjadi salah satu hal yang disoroti oleh Triawan. Saat ini permasalahan utama di kalangan pelaku industri kreatif adalah mengelola produk yang tadinya hanya sekadar ide bisa menjadi sebuah produk yang besar.
Ketika produk yang inovatif bisa dikelola dengan baik dan dikembangkan dengan bantuan investor, maka berpotensi melahirkan produk-produk berkelas global. Hal ini yang menjadi cita-citanya, pelaku industri kreatif Indonesia bisa menciptakan brand dengan skala global.
“Tidak perlu semuanya menjadi unicorn, karena nanti semuanya akan menuju ke sana. Yang terpenting adalah perkembangan dan pertumbuhannya yang stabil,” kata Triawan,
Salah satu industri kreatif yang sedang berkembang pesat di Indonesia adalah industri kopi. Triawan mengaku bahwa Bekraf memiliki misi khusus agar kopi asli Indonesia bisa memberikan nilai tambah lebih. Intinya dia berharap agar komoditi kopi Indonesia bisa lebih berpihak kepada para pelaku industri kreatif dalam negeri.
Ia mencontohkan, 1 Kg biji kopi ketika di jual keluar negeri hanya dihargai sebesar US$ 7. Sementara biji kopi tersebut setelah diolah segala macam, dijual lagi ke dalam negeri dan dihargai mencapai Rp 30-50 ribu secangkir. Hal ini yang menurutnya tidak memberikan nilai tambah bagi para pelaku di dalam negeri.
“Saya berharap hal ini bisa lebih menguntungkan kepada para pelaku kreatif khususnya industri kopi dalam negeri. Kualitas kopi terbaik Indonesia diolah di dalam negeri dan dinikmati oleh masyarakat,” tegasnya.
Ia menyadari bahwasanya hal ini tidak bisa dilakukan secara cepat, namun lebih dalam skala bertahap. Ia juga menyangkan praktik jual beli kopi juga ditumpangi oleh kepentingan oknum tidak bertanggung jawab.
“Saya tidak antiasing, tetapi kalau kita bisa hidup dengan inovatif dan sejahtera maka kondisi seperti yang terjadi di Surabaya kemarin tidak akan terjadi,” pungkasnya.
Editor: Sigit Kurniawan