Samsung Electronics memperkirakan keuntungan kuartal III 2024 di bawah ekspektasi pasar. Perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) itu juga meminta maaf atas penurunan kinerjanya, termasuk kalah bersaing dalam memasok high end chip untuk Nvidia untuk pasar kecerdasan buatan (AI).
Dilansir dari Reuters, Selasa (8/10/2024), permintaan maaf yang jarang terjadi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi perusahaan asal Korsel tersebut. Samsung tengah berjuang melawan persaingan yang makin ketat, baik dalam chip konvensional dan canggih.
BACA JUGA: Survei: Samsung Jadi Merek Smartphone Lipat Pilihan Millenial
Samsung menyatakan bisnis chip AI dengan pelanggan utama yang tidak teridentifikasi mengalami penundaan. Sementara itu, produsen Cina meningkatkan pasokan chip konvensional, yang berkontribusi pada penurunan pendapatan semikonduktornya.
Produsen chip memori, smartphone, dan TV terbesar di dunia memprediksi laba operasional sebesar 9,1 triliun won (US$ 6,78 miliar) untuk kuartal III 2024, dibandingkan proyeksi LSEG SmarEstimate sebesar 10,3 triliun won. Pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 2,43 triliun won, dan sebesar 10,44 triliun won untuk kuartal tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Kenyamanan, Ketebalan Samsung Galaxy S25 Dipangkas
“Pendapatan ini mengejutkan dibandingkan dengan apa yang diperkirakan oleh banyak analis pada awalnya,” kata Lee Min-hee, seorang analis di BNK Investment & Securities.
“Saya tidak melihat pendapatannya membaik pada kuartal ini,” Lee menambahkan.
Respons Samsung yang lambat dalam pasar chip AI membuat raksasa teknologi ini bergantung dengan produksi chip tradisional dengan keuntungan yang lebih tipis. Akhirnya, hal ini membuat Samsung rentan terhadap persaingan dari Cina sehingga memengaruhi permintaan smartphone dan PC.
BACA JUGA: Kisah Telenta Digital RI Kembangkan AI Samsung Galaxy
Chip dengan keuntungan tinggi yang digunakan untuk server AI mendorong pemulihan di pasar chip setelah anjlok pascapandemi tahun lalu. Namun, Samsung telah tertinggal dari SK Hynix dalam memasok chip memori bandwidth tinggi (HBM) ke Nvidia.
“Kami khawatir mengenai daya saing teknologi kami, dengan sejumlah orang berbicara tentang krisis yang dihadapi Samsung,” kata Young Hyun Jun, Vice Chairman Divisi Solusi Perangkat Samsung Electronics.
“Ini adalah masa-masa yang penuh ujian. Saya berjanji mengubah tantangan tersebut menjadi sebuah peluang dan fokus untuk meningkatkan daya saing teknologi jangka panjang,” Young Hyun menambahkan.
Sebagai informasi, harga saham Samsung, telah turun lebih dari 20% sepanjang tahun ini.
Editor: Ranto Rajagukguk