Merek Canon di pasar mesin cetak tentu sudah tak asing lagi di telinga. Maklum, merek asal Jepang yang bermarkas di Tokyo ini telah menjadi pemain yang meraup pangsa pasar terbesar di Indonesia. Meski begitu, pasar printer diprediksi akan mengalami perlambatan di tahun ini.
“Tren penjualan printer di Indonesia sedang turun. Walau begitu, kami terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk baru seperti Canon seri MAXIFY untuk kalangan bisnis. Kami juga terus menggenjot penjualan di sektor perkantoran,” kata Susanto, Marketing Executive Consumer System Product Division Datascrip, distributor resmi Canon di Indonesia.
Menurut Susanto, optimisme Datascrip didasarkan pada perolehan pangsa pasar Canon yang tahun lalu mencapai 61% di kategori inkjet. Pihaknya akan terus berupaya menjaga pangsa pasar di kisaran tersebut. Penurunan penjualan disebutnya terjadi baik untuk segmen pengguna akhir maupun korporat. Hal ini diakibatkan oleh situasi makro yang tidak menentu dan turut berdampak pada kinerja banyak industri.
“Kita bisa lihat nilai tukar bergerak fluktuatif sementara produk harus kami impor. Tentu saja ini berpengaruh. Selain itu, proyek-proyek seperti Pemilu pada tahun lalu sudah berakhir sehingga pembelian pun cukup terkoreksi. Namun kami akan berusaha menjaga perolehan pangsa pasar di angka yang sama seperti tahun lalu,” tambah Susanto.
Ia mengutip data IDC yang menyebut pengapalan printer tahun lalu mencapai dua juta unit. Ia juga membenarkan penjualan Canon mencapai sekitar 60% dari angka tersebut. Guna menjaga pangsa pasar, Susanto mengatakan akan mengintensifkan berbagai saluran yang ada. Mulai dari ritel, pasar modern, hingga B2B akan terus digenjot.
Hingga saat ini, Susanto mengatakan telah memiliki sekitar 20 master dealer. Bila digabung dengan saluran derivatif lainnya, jumlahnya bisa ratusan dan terbentang dari Sumatera hingga Papua. Melalui saluran-saluran inilah Datascrip akan berusaha menjaga kinerjanya tetap apik.