PT Pos Indonesia pernah merasakan masa ketika mereka memonopoli pasar surat di Indonesia. Namun, saat ini zaman sudah berubah. Sejak Pemerintah Indonesia menghapus monopoli industri jasa pengiriman (UU No. 5 Th 1999), Pos Indonesia harus mampu bersaing dengan para pemain-pemain baru yang tumbuh secara pesat.
Agus F Handoyo, Direktur Surat dan Paket Pos Indonesia, mengatakan Pos Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi karakter dalam setiap lini perusahaan. “Kami berasal dari BUMN yang cenderung birokratis sehingga harus menumbuhkan semangat entrepreneur dengan posisi melayani dari semua lini,” ujar Agus.
Pos Indonesia menyadari, untuk memenangkan pasar yang ada sudah tidak bisa dengan menggunakan strategi-strategi ketika pada jaman monopoli. Pola pikir dan budaya kerja menjadi dua hal yang telah berubah dalam karakter Pos Indonesia. Bagi Agus Handoyo yang telah 20 tahun mengabdi Pos Indonesia, telah terjadi pergeseran nilai dari budaya monopoli menjadi kompetisi dan budaya birokratis menjadi budaya melayani.
“Kami menyadari era monopoli sudah berakhir dan kami harus bersaing untuk memenangkan persaingan dengan cara meningkatkan kualitas layanan kami,” tambah Agus.
Untuk meningkatkan layanan demi memenangkan pasar, Pos Indonesia selalu memberikan layanan sesuai dengan core value yang telah mereka resapi, yakni CINTA POS. CINTAPOS merupakan core value dari Pos Indonesia dalam menerapkan standar pelayanan yang terdiri dari Customer Orientation, Integrity, Networking, Teamwork, Accountable, Professional, Optimistic dan Spiritual.
“Pelayanan merupakan roh dalam industri jasa. Oleh karena itu, kami mengembangkan aksesbilitas dan kualitas outlet-outlet kami serta sikap pelayanan yang mengadopsi core value kami,” kata Agus.