KIN ASEAN Forum 2014 Ke-5 Akhirnya Terselenggara!

marketeers article

Co-Founder Kellogg Innovation Network Robert C. Wolcott bersama US Ambassador to the Asian Development Bank Curtis Chin

 

Setelah sebelumnya menyelenggrakan forum KIN 2014 Challenge di Amerika Serikat pada Mei 2014 lalu, kali ini Kellogg Innovative Network (KIN) menyelenggarakan KIN ASEAN Forum Ke-5 di Glass House Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu, (10/12/2014). Mengangkat tema Change@Scale: Think New ASEAN!, acara berkonsep forum ini terselenggara berkat kerja sama antara KIN, Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PKCAM), dan Nanyang Technological University (NTU).

 

Pada dasarnya, tema Change@Scale: Think Ne ASEAN! mengulas strategi usaha dan inisiatif baru perusahaan di kawasan ASEAN agar mampu mencapai skala pertumbuhan yang menjanjikan di ranah global. Terlebih, ASEAN akan melebur dalam satu entitas baru yang disebut ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

 

Forum yang berlangsung 10 dan 11 Desember ini terbagi dalam tiga tema utama, yaitu Change@Scale Asia, Change@Scale Asean, dan Change@Scale Indonesia. Setiap tema tersebut dipandu oleh berbagai pembicara tingkat global, termasuk di dalamnya Co-Founder KIN Robert C. Wolcott, Tri-Founder PKCAM Hermawan Kartajaya, Chairman of Marunouchi Brand Forum Japan Hotaka Katahira, Senior Lecturer & Coure Leader University of Greenwich Jonathan Wilson, dan berbagai delegasi korporasi besar di Asia maupun ASEAN.

 

Sebenarnya, tema Think New Asean! adalah tema yang digunakan dalam pergelaran 1st Asean Marketing Summit 2015, yang akan diadakan tahun depan, tepatnya pada Jumat, 9 Oktober 2015 dengan Philip Kotler sebagai pembicara utama. Acara tersebut dijadwalkan akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

 

Berbicara mengenai peluang dan kesempatan yang akan dihadapi ASEAN di masa mendatang, Joseph Chong selaku Regional Director Asia The McGraw-Hill Companies mengatakan dengan 600 juta konsumen dan US$ 2 triliun akumulasi Produk Domestik Bruto (PDB), ASEAN akan masuk sepuluh besar ekonomi dunia.

 

“Saat menjadi sebuah entitas tunggal, ASEAN akan duduk sebagai ekonomi terbesar kedua di Asia setelah Tiongkok dan ketujuh di dunia,” papar John.

 

Di tempat yang sama, Associate Professor Marketing & International Business Division, Nanyang Business School, NTU, Singapura, Hooi Den Huan, menyampaikan sambutannya sesaat setelah peresmian buku Think New ASEAN!, yang merupakan buku yang disusun oleh dirinya bersama dengan Philip Kotler dan Hermawan Kartajaya. Huan bilang, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dan globalisasi adalah dua hal penting yang akan mempengaruhi ASEAN Ke depan. 

 

“Buku ini membicarakan tentang masa depan ASEAN serta kompetisi yang akan teradi di masa depan. Kita mengkaji kasus-kasus spesifik dari para perusahaan lokal ASEAN maupun perusahaan multinasional yang datang ke kawasan ini. Dalam salah satu bab di buku ini, Profesor Kotler mengatakan ASEAN menjadi mesin baru dunia,” paparnya.

 

Di sisi lain, Robert C. Wolcott menganggap MEA yang akan bergulir pada akhir Desember 2015 mendatang merupakan peluang bagi masing-masing negara anggota, khususnya para pelaku bisnis untuk terus berinovasi dan menciptakan ide-ide “gila”.

 

“Kami tahu inovasi merupakan suatu hal yang sulit. Oleh karena itu, trust menjadi sesuatu yang membuat inovasi itu dapat terjadi. Berbicaralah dengan jujur siapa diri Anda sebenarnya. Dan, beranikan diri untuk membuka relasi dengan orang-orang baru,” ungkap Robert C. Wolcott mengawali jalannya seminar yang dihadiri perwakilan negara ASEAN, termasuk juga dari Sri Lanka, Jepang, dan Korea Selatan.

Related

award
SPSAwArDS