Saham Alibaba Group, raksasa e-commerce yang terdaftar di Hong Kong anjlok pada Jumat (19/5/2023), menyusul pendapatan kuartalannya yang mengecewakan. Kinerja yang buruk itu akibat pemulihan ekonomi yang melambat dan persaingan yang ketat di Cina, pasar terbesarnya.
Dilansir dari Reuters, Jumat (19/5/2023), perusahaan itu mencatat pendapatan sebesar RMB 208,20 miliar untuk tiga bulan hingga 31 Maret 2023. Capaian itu lebih rendah dari perkiraan analis sebesar RMB 210,3 miliar.
Meski pendapatan naik 2% secara year on year (yoy), namun menjadi laju pertumbuhan terburuknya sejak perusahaan mencatatkan sahamnya pada tahun 2014. Saham Alibaba di Hong Kong anjlok lebih dari 5%, mengikuti penurunan yang sama dalam semalam di American Depository Receipts (NYSE: BABA).
BACA JUGA: Lawan ChatGPT, Alibaba Cloud Umumkan Chatbot Tongyi Qianwen
Laju penurunan tertahan dengan kebijakan Alibaba yang akan memisahkan diri dan mendorong unit bisnis cloud-nya melantai di bursa pada tahun ini. Dalam beberapa sesi terakhir “Big Short” Michael Burry menggandakan kepemilikannya di perusahaan tersebut.
Alhasil, penurunan saham pada Jumat (19/5/2023), mengurangi sebagian besar keuntungan terakhirnya, dan sahamnya sekarang diperdagangkan sedikit di atas level terendah dua bulan.
Penjualan langsung Alibaba di Cina, yang merupakan bagian terbesar dari pendapatannya, turun 1% pada kuartal tersebut. Hal itu seiring belanja konsumen Cina yang masih melemah, meskipun pembatasan COVID-19 telah dicabut.
BACA JUGA: Alibaba Pecah Jadi 6 Entitas Bisnis, Pastikan Perusahaan Makin Gesit
Pendapatan dari bisnis lain yang berfokus di Cina juga mengalami penurunan. Alibaba menghadapi persaingan yang makin ketat dari pesaing e-commerce lainnya, termasuk JD.com dan PDD Holdings Inc.
Meskipun belanja konsumen di Cina naik tipis tahun ini, tetapi tetap berada di bawah level sebelum COVID-19. Namun, hal tersebut masih membantu Alibaba mencatatkan laba bersih sebesar RMB 23,52 miliar untuk tahun ini dibandingkan kerugian RMB 16,24 miliar tahun lalu.
Alibaba juga berusaha masuk ke bisnis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif dengan model Tongyi Qianwen, yang diumumkan bulan lalu. Perusahaan ini sekarang membuka pendaftaran untuk menguji teknologi tersebut bagi pelanggan enterprise Alibaba Cloud.
Indeks Hang Seng Hong Kong secara menyeluruh merosot 1,1% pada Jumat (19/5/2023) karena penurunan Alibaba meluas ke saham-saham teknologi lainnya.
Editor: Ranto Rajagukguk