Merek olahraga Nike pertama kali didirikan pada tahun 1954. Seiring berjalannya waktu, Nike terkenal dengan slogannya yang terkenal yakni Just Do It. Tapi, tahukah Anda bagaimana kisah slogan tersebut bisa bertahan hingga sekarang?
Pada periode 1980an, sebagai pabrikan sepatu olahraga, Nike meraup untung yang sangat besar. Untuk sepatu lari saja, pangsa pasar Nike mencapai 31% pada tahun 1983. Namun, pada tahun berikutnya, pangsa pasar Nike menurun menjadi 26%. Dan, hanya sekitar 18% pada 1987.
Sementara itu, kompetitor mereka, Reebok, berhasil menjual lebih banyak sepatu daripada Nike. Reebok jeli melihat peluang dengan menyasar konsumen perempuan dengan sentuhan feminin pada produk sneakersnya.
Ada banyak indikator saat itu mengapa Nike kalah oleh Reebok. Salah satunya, persoalan pasar, demografi yang berubah, serta adanya minat pada jenis olahraga yang berbeda tidak sekadar olahraga lari.
Untuk menyaingi Reebok, dimulailah kampanye Just Do It. Sebuah kampanye dari Nike dengan ambisi merebut pangsa pasar yang hilang. Bermodalkan nama besar Michael Jordan, Nike merilis Nike Air. Promosi Nike Air juga terbilang besar-besaran baik melalui TV dan media cetak. Tak tanggung, US$ 34 juta digelontorkan oleh Nike untuk belanja iklan.
Tidak hanya basket, Nike juga merespons perubahan karakter konsumen dengan menambah lini produk untuk aerobik dan olahraga lain. Nike juga merilis jenis Sneakers untuk mengkolaborasikan antara olahraga dan fesyen.
Hasilnya, total penjualan Nike pada 1988 mencapai US$ 800 juta. Berselang sepuluh tahun, angka penjualan Nike mencapai US$ 9,2 miliar pada 1998.
Semenjak tersaingi oleh Reebok pada era 1980an, Nike menyadari pentingnya menanggapi perubahan selera pasar dan tren yang sedang berlangsung. Tidak ketinggalan pentingnya peran seorang endorser. Hal ini terus menjadi fokus yang diperhatikan oleh Nike hingga saat ini.
Mungkin Anda perlu menyimak dokumentasi Nike dalam video berikut ini:
Editor: Sigit Kurniawan