Gizi yang rendah berkaitan erat dengan kemampuan anak di dunia pelajaran. Karenanya, pemerintah pun memiliki Program Gizi Anak Sekolah, atau yang dikenal dengan PRoGAS. Program ini menyasar 100.000 siswa sekolah dasar (SD) di 563 sekolah di 11 kabupaten.
Pemilihan lokasi sasaran ProGAS didasarkan pada kategori daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), serta termasuk dalam kategori 1 dan 2 pada Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia. Peta tersebut diterbitkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) pada tahun 2015.
Sebagai perusahaan beroperasi di Indonesia, Cargill pun turut serta dalam perbaikan gizi di Indonesia melalui aksi corporate social responsibility (CSR). “Kami diminta WFP untuk membantu program ini. Kami berkontribusi untuk Kabupaten Serang, Pandaan Jawa Timur, dan Kabupaten Belu di Nusa Tenggara Timur,” kata Arief Susanto, Corporate Affairs Director PT Cargill Indonesia.
Di sini, Cargill memberikan 76.000 makanan di empat sekolah di tiga lokasi. Standar makanan yang diberikan berkisar Rp 15.000 per anak. Cargill berharap program ini bisa menjadi acuan dan awalan sehingga bisa dilanjutkan oleh perusahaan lain. “Kami melakukan komunikasi dengan pemda sehingga program ini bisa dilanjutkan,” kata Arief.
Anthea Webb, Kepala Perwakilan WFP Indonesia mengatakan, 1/3 anak sekolah di Indonesia belum mendapatkan makanan yang bergizi. Padahal nutrisi sangat penting untuk menjaga kesehatan sehingga bisa meningkatkan tingkat edukasi mereka.
Program ini tidak hanya melakukan kampanye tentang gizi, melainkan juga kegiatan lain, seperti cuci tangan, menggunting kuku, hingga pentingnya sarapan pagi. “Pengetahuan siswa tentang gizi meningkat. Dari sebelumnya 56% meningkat menjadi 66%,” kata Nikendarti Gandini, Programme Policy Officer WFP Indonesia.
Pengetahuan yang tinggi itu juga memberikan dampak positif. Misalnya anak-anak jarang membeli makanan di luar sekolah alias jajan, nilai pelajaran yang meningkat, berkurangnya kemungkinan siswa terkena penyakit, hingga kenaikan tingkat kehadiran dan semangat siswa ketika sekolah.