Kolaborasi LAKON Indonesia X Mamo LORONG WAKTU The Instalation
LAKON Indonesia mengumumkan pameran instalasi seni kolaborasi bersama Adi Purnomo, atau yang akrab disapa dengan Mamo, seorang arsitek dan juga seniman. Kehadiran instalasi ini merupakan kelanjutan dari pagelaran LORONG WAKTU yang dilaksanakan dalam acara JF3 September lalu.
Proyek LAKON Indonesia bersama Mamo ini hadir mulai dari 18-27 November 2022. Instalasi ini akan menjadi media untuk menyampaikan tujuan usaha pelestarian budaya.
Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia mengatakan dalam mempresentasikan usaha yang merek ini lakukan, selalu dalam bentuk yang berbeda-beda. Inilah yang kemudian menginisiasi kolaborasinya bersama Mamo.
“Dalam usaha pelestarian budaya, tidak bisa dilakukan sendirian. Kami sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. sehingga bisa kolaborasi bersama-sama supaya bisa memberikan hasil yang lebih nyata,” kata Thresia dalam acara Press Conference The Instalation LORONG WAKTU, Jumat (18/11/2022).
Sebelumnya, LAKON Indonesia dan Mamo pernah berkolaborasi di sebuah proyek TK Pahoa yang berkonsep hijau pada tahun 2012 lalu. Dalam proyek tersebut, kedua belah pihak mencari solusi natural yang dapat meningkatkan kenyamanan penggunanya dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya natural dan konsumsi energi yang sangat rendah.
Pada akhirnya, proyek itu membuahkan 7 penghargaan internasional. Kolaborasi keduanya berlanjut pada “Pakaiankoe: A Journey to Java” yang digelar di ASTHA, Jakarta pada November 2020.
Ada pula “Gantari: The Final Journey to Java” yang digelar di Candi Prambanan, Yogyakarta pada Oktober 2021.Kedua kolaborasi ini telah membawa sebuah pembaharuan dalam presentasi mode di Tanah Air, dan berhasil mendorong pergerakan industri kreatif di masa pandemi dengan melibatkan lebih dari 2500 pelaku dari berbagai bidang.
Kali ini, melalui “Lorong Waktu The Instalation”, LAKON Indonesia dan Mamo Studio berupaya menceritakan sebuah perjalanan pelestarian budaya yang telah berlangsung lebih dari empat tahun sebagai respons terhadap banyak hal yang terjadi di sekeliling, baik itu tentang keseimbangan yang menyelaraskan dan tentang menciptakan kemungkinan baru. Hal ini semua merupakan sebuah selasar yang akan mengantarkan menuju ke TERAS LAKON.
TERAS LAKON adalah bangunan yang diharapkan dapat menjadi sebuah wadah untuk bisa berkolaborasi bersama-sama guna mendorong upaya pelestarian budaya Indonesia. Menjadi tempat untuk ‘mengenal diri sebagai bangsa Indonesia’ secara lebih mendalam, mencintai identitas diri sebagai warga Tanah Air, dan bersama-sama memelihara eksistensinya untuk jangka waktu yang panjang.
Editor: Ranto Rajagukguk