Kolaborasi Membangun Kembali Dua Sekolah Terdampak Gempa Garut
Gempa bumi yang melanda Garut menggerakkan sebuah kampanye kolaboratif untuk membangun kembali dua sekolah, SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tidak terkecuali kolaborasi yang dipimpin oleh Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa. Program kolaboratif ini bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah demi kegiatan belajar mengajar yang aman bagi 220 siswa.
Kolaborasi ini menghadirkan kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp 1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi kedua sekolah yang terkena dampak gempa bumi ini.
Pembangunan diproyeksikan akan selesai dalam di akhir tahun. Diharapkan, Pembangunan kembali ini akan menyediakan ruang belajar yang aman bagi para siswa sehingga dapat membangun ketahanan masyarakat dalam jangka panjang.
Gempa bumi di Garut memiliki dampak yang cukup besar di kedua sekolah tersebut, sehingga diperlukan dukungan untuk pembangunan kembali.
Menurut sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada tahun 2006 telah menyebabkan kemunduran yang signifikan.
BACA JUGA: 5 Barang Emergency Bag untuk Hadapi Ancaman Gempa Megathrust
Data menunjukkan, para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah dan memiliki kemungkinan 10-11% lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar.
Langkah-langkah penanggulangan pun diperlukan untuk memitigasi dampak yang lebih besar di sektor pendidikan.
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang dibangun dengan bahan bangunan yang tahan gempa.
Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi digital Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali ini.
“Kampanye ini menunjukkan kekuatan dari upaya yang digerakkan oleh masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform kami, kami bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan,” ujar Edo Irfandi, Direktur Kitabisa.org dalam laporannya, Minggu (13/10/2024).
BACA JUGA: Gempa Sukabumi Magnitudo 4,7, Terasa Hingga Bogor dan Depok
Kampanye ini pun membawa tiga fokus, yakni konstruksi berkelanjutan, keterlibatan komunitas dan penggalangan dana, serta pelatihan guru untuk Pendidikan iklim.
Melalui program Green Guardians, Yayasan Bakti Barito juga mengadakan sesi pelatihan bagi para guru setempat di gedung sekolah yang baru nantinya.
Sesi pelatihan ini bertujuan untuk mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam kurikulum yang ada dan membekali siswa dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi penjaga lingkungan yang proaktif ke depannya.
“Kami memiliki prioritas untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa,” ujar Fifi Pangestu, Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito. “Terinspirasi oleh visi pendiri kami, Prajogo Pangestu, kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh.”
Menurutnya, membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut.