Kolaborasi Pertamina-Lamborghini, Lebih dari Sekadar Brand Image

marketeers article
Pertamina dan Lamborghini kerja sama tidak hanya untuk awareness semata

PT Pertamina (Persero) sedang gencar-gencarnya memajang mobil Lamborghini-nya di banyak event. Tidak kurang beberapa video promosi digelontorkan dengan memajang branding Pertamina di kendaraan super car tersebut. Perusahaan plat merah di bidang energi tersebut memang sedang getol memasarkan produk terbarunya, Pertamax Turbo. Pengganti Ron 95 ini diklaim sebagai produk pertama yang menggunakan oktan 98 di Indonesia.

“Maka kami gunakan Lamborghini sebagai technical partner. Mobil mereka bisa kami gunakan sebagai bagian dari materi promosi. Tapi tidak hanya itu, sebagai technical partner kami mengembangkan produk bersama Lamborghini dan digunakan juga oleh mereka untuk balapan,” ujar VP Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi.

Tentu saja di luar semua itu, imej Pertamina menjadi terangkat karena selain nama produknya terpampang di bodi mobil, juga langsung digunakan. Tidak hanya awareness, kualitas pun bisa dijual. Apalagi nama Lamborghini sendiri di Indonesia termasuk dalam kategori super car yang pasarnya paling besar selain beberapa nama beken lainnya, termasuk dengan adanya keberadaan komunitas.

Lalu mengapa Pertamina memilih dunia otomotif dibanding semisal menggunakan brand ambassador untuk membangun imej Pertamax Turbo? Terpilihnya produk mobil, menurut Afandi, karena produk Pertamax Turbo adalah produk teknis. Jadi harus ada bukti nyata bahwa secara teknis bisa menunjukan kualitas langsung dibanding hanya membangun awareness semata. Salah satu alasan mengapa status technical partner dipilih karena Pertamax Turbo ingin ditunjukan kualitasnya secara langsung kepada pasar.

Selain itu, Lamborghini sudah memiliki imej sebagai super car kelas dunia. Sementara Pertamina di pasar lokal saja tidak menghadapi persaingan dari perusahaan lokal lagi, tapi dari pemain-pemain global. Maka dari itu, menggaet nama Lamborghini dianggap mampu pengangkat imej Pertamina menjadi lebih berasa global.

“Digunakan oleh Lamborghini dan memang kami pasarkan di Eropa. Mereka menggunakannya untuk racing setiap seminggu sekali dan Lamborghini yang dipilih jenis Aventador yang memang ada balapannya. Jadi dengan sudah dijual di Eropa dan digunakan oleh Lamborghini saja, seharunya sudah menjadi bukti untuk pasar lokal. Digunakan super car saja sudah bisa apalagi digunakan oleh mobil biasa,” klaim Afandi.

Padahal sebenarnya porsi Pertamax Turbo masuk ke dalam kategori niche market. Dibanding tipe bahan bakar lain, porsinya tidak seberapa. Menurut Afandi, dari kebutuhan bahan bakar di Indonesia dalam satu tahun sebanyak 30 juta KL, porsi Pertamax Turbo hanya sekitar 500.000 KL saja. Sedangkan dari total sekitar 5.500 SPBU, saat ini yang menyediakan Pertamax Turbo hanya 500 saja. Tapi Afandi berjanji Pertamax Turbo akan ditambah porsinya di masa depan.

Porsi penambahan Pertamax Turbo tidak terlepas dari sambutan hangat konsumen. Sejak rilis beberapa bulan lalu, penjualannya meningkat dua kali lipat dibanding produk pendahulunya. Dari nilai brand imej, berdasarkan survei yang digelar setiap enam bulan, nama Pertamina terus terkerek. Ada peningkatan signifikan untuk brand image Pertamina.

Tapi bukan berarti dengan kolaborasi bersama Lamborghini, Pertamina jor-joran dalam mengampanyekan Pertamax Turbo. Mereka hanya menggelar marketing terbatas di dunia digital, terutama di media-media sosial. Untuk menarik pengguna super car di Indonesia, Pertamina pun berkolaborasi dengan komunitas-komunitas mobil cepat mulai dari Lamborghini sendiri sampai brand lain. Dengan memosisikan komunitas sebagai advocates mereka, diharapkan kualitas Pertamax Turbo bisa menyebar secara word of mouth.

Bersama Lamborghini, Pertamina memiliki kontrak selama lima tahun. Sebagai technical partner, Lamborghini tidak hanya membantu mengembangkan Pertamax Turbo, tapi juga mengembangkan produk lain. Sudah ada bukti produk lain berkat kolaborasi tersebut, yaitu di produk lubricant Fastron Platinum.

“Masih banyak produk lain yang akan terus dikembangkan oleh Pertamina dan Lamborghini. Nama Lamborghini juga bisa kami ambil benefitnya untuk meningkatkan imej produk terkait,” tutup Afandi.

    Related