Kolaborasi, Strategi Dekarbonisasi Menyeluruh Demi Net Zero Emission
Isu perubahan iklim merupakan salah satu pokok bahasan utama dalam gelaran presidensi Indonesia di KTT G20. Untuk menekan dampak negatif dari perubahan iklim dibutuhkan lebih banyak upaya dan campur tangan berbagai pihak. Tak lain, upaya ini dilakukan untuk mencapai misi Net Zero Emission yang telah ditetapkan pemerintah.
Berkomitmen mendukung penurunan emisi gas rumah kaca, KADIN Net Zero Hub menggandeng sejumlah pemangku kepentingan untuk terlibat dalam Indonesia Net Zero Summit 2022 di Bali, yang mengusung tema Decarbonization at All Cost.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia dalam laporan yang dikirimkan Danone Indonesia, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan iklim.
“Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap generasi berikutnya, sehingga kebijakan yang diambil harus tepat. Sekitar 78% emisi karbon dunia disumbang dari anggota G20. Sebab itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah yang strategis demi meminimalisir dampak tersebut. Jadi semua kebijakan yang kita buat itu harus betul-betul kita hitung dengan cermat,” tegas Luhut.
BACA JUGA: Kampanye Danone-AQUA Dukung Pengurangan Sampah Plastik di Laut
Di sisi lain, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia M. Arsjad Rasjid P.M menyampaikan, kredibilitas perusahaan menjadi sangat krusial dengan tuntutan konsumen global terhadap tanggung jawab operasi bisnis perusahaan, yang tentunya mengubah cara kita dalam menjalankan bisnis.
“Perubahaan tidak akan terjadi tanpa regulasi terukur, yang memungkinkan energi terbarukan dapat diakses oleh seluruh industri agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang berkelanjutan. Dari sini, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mewujudkan Net Zero Emission agar kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi tantangan global dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi berikutnya,” jelasnya.
Berangkat dari kesamaan visi untuk menurunkan emisi karbon, Danone Indonesia melibatkan diri dalam rangkaian kegiatan diskusi yang bertema “Corporate Governance to Drive Decarbonization”. Melalui visi One Planet One Health, Danone percaya adanya keterkaitan yang kuat dan langsung antara kesehatan masyarakat dengan kesehatan lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.
Visi ini diwujudkan salah satunya lewat komitmen untuk mendukung pengurangan emisi karbon. Connie Ang, Chief Executive Officer Danone Indonesia, mengatakan Danone Indonesia berkomitmen untuk mencapai Emisi Nol atau Net Zero Emission pada tahun 2050.
“Komitmen kami untuk mencapai tujuan ini telah terefleksikan di seluruh rantai pasok kami. Danone Indonesia juga telah menerapkan tata kelola perubahan iklim untuk mempercepat perjalanan dekarbonisasi, serta memastikan bahwa kami menindaklanjuti komitmen ini dengan strategi nyata,” ujar Connie.
Upaya menyeluruh
Untuk mendukung program Net Zero Emission tersebut, Danone Indonesia berfokus pada empat ambisi yang menjadi inti dari agenda perlindungan alam yang diimplementasikan oleh perusahaan. Empat hal tersebut, meliputi yaitu memerangi perubahan iklim, melindungi siklus air, membantu membangun ekonomi sirkular, serta mempromosikan pertanian regeneratif.
“Secara global, Danone telah mengurangi intensitas emisi hingga 27% jika dibandingkan pada tahun 2015 dengan memangkas konsumsi energi. Kami juga mempromosikan penggunaan energi terbarukan, seperti pemakaian solar panel dan boiler biomassa, menerapkan praktik pertanian regeneratif, menghilangkan deforestasi di sepanjang rantai pasok, menciptakan kemasan yang sirkular, dan mengimbangi emisi yang tersisa,” jelas Connie.
Sebagai salah satu upaya melindungi siklus air, Danone Indonesia menerapkan Danone Water Policy, seperangkat kebijakan perusahaan yang dilaksanakan untuk mengamankan keberlanjutan sumber daya air. Danone Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai Positive Water Impact pada tahun 2030, dimana kita dapat mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan.
Di dalam proses bisnisnya, perusahaan juga melaporkan telah menerapkan pendekatan ekonomi sirkular pada kemasannya dengan mempromosikan model bisnis yang dapat digunakan kembali melalui galon guna ulang. Konsep ini juga terbukti diproduksi dengan 83% emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan galon sekali pakai.
BACA JUGA: Danone-AQUA Kampanyekan Penggunaan Galon Guna Ulang
Melalui AQUA Life, Danone Indonesia telah meminimalisir emisi karbon di setiap tahap siklus hidup botol kemasan. Mulai dari bahan baku produksi yang sepenuhnya dapat didaur ulang, penerapan energi terbarukan hingga upaya offsetting untuk mengimbangi emisi yang tersisa,
“Saat ini AQUALIFE telah menjadi minuman bersertifikat Netral Karbon (Carbon Neutral) pertama di Indonesia, mengacu pada standar internasional PAS 2060 oleh Carbon Trust,” tambah Connie.
Di sisi internal, Danone telah menjalankan sebuah mekanisme tata kelola iklim yang menyeluruh di seluruh operasional perusahaan di seluruh dunia. Untuk memantau implementasi tata kelola iklim tersebut, Dewan Direksi baik di tingkat global hingga di tingkat lokal menetapkan peran dan tanggung jawab dari masing-masing anggota, membentuk komite One Planet One Health. Perusahaan juga memantau pencapaian aksi mitigasi perubahan iklim menggunakan indikator kinerja utama di tingkat manajerial.
Selain itu, Danone juga mengidentifikasi risiko dan peluang dari inisiatif pengurangan emisi serta potensi dampaknya terhadap bisnis. Dan, berkolaborasi lintas rantai pasok untuk mengimplementasikan solusi terhadap perubahan iklim.