Selama bertahun-tahun konsumen di Indonesia berhasil dipengaruhi oleh iklan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Kini kekuatan pemasaran tidak lagi berada pada media iklan, pada masa sekarang konsumen lebih percaya apa kata teman dibanding iklan, konsumen semakin memiliki kekuatan yang luar biasa dibanding pada masa lalu. Ini dipicu oleh perkembangan media alternatif seperti internet dan telepon genggam. Konsumen semakin leluasa berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Perubahan besar yang terjadi adalah kini konsumen berada dalam kepercayaannya, dalam kreativitas diri dan kemampuan diri untuk mengekspresikan diri. Konsumen tidak lagi melihat dirinya sebagai “responden pasif” dalam berhubungan dengan suatu merek atau produk, melainkan sederajat aktif.
Banyak hal dan topik yang dibicarakan oleh para konsumen di berbagai kesempatan, baik pembicaraan antara teman, di dalam keluarga, kantor atau di kampus. Begitu banyak desas-desus yang berkaitan dengan suatu produk (buzz) yang menyebar di tengah-tengah konsumen, baik yang positif maupun negatif. Desas-desus seperti ini sering disebut Viral Marketing.
Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu orang-orang ramai memperbincangkan di media sosial bagaimana susahnya untuk memperoleh es krim Magnum di sekitar mereka atau boomingnya Maicih, keripik pedas asal Kota Bandung? Ini merupakan salah satu contoh strategi viral marketing. Perbincangan tersebut meluas dan akhirnya menjadi trend topic di media sosial seperti Twitter. Tentu keadaan seperti ini semakin memperkuat brand masing-masing di benak konsumen dan otomatis meningkatkan penjualan di pasaran. Kondisi ini tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan dengan perencanaan yang matang serta dengan strategi kampanye yang tepat untuk dapat menciptakan buzz di masyarakat. Kampanye Magnum Ice Cream bermula dengan pihak Unilever yang menggandeng beberapa figur publik yang mempunyai cukup banyak follower di Twitter dan diminta untuk membahas topik tentang es krim Magnum yang cukup mengundang penasaran para followers-nya. Melalui akun Twitternya, baik magnum dengan @mymagnum-id atau keripik pedas Maicih melalui akun @infomaicih, dalam sekejap tweet (istilah pada situs Twitter) singkat dari aku twitter tersebut langsung tersebar ke ribuan akun Twitter lain yang terdaftar sebagai follower-nya. Bahkan, ajakan tersebut akan tersebar ke lebih banyak orang lagi karena tak sedikit follower-nya yang me-retweet-nya. Tak banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyebarkan informasi tersebut ke lebih dari 10 ribu orang. Hanya bermodal koneksi Internet, hal tersebut dapat dilakukan, kapan saja dan di mana saja. Bandingkan dengan iklan di televisi atau media lain yang tarifnya tergolong cukup tinggi.