Dulu, ada satu startup bernama Wujudkan, semacam Kickstarter dari Amerika yang memberikan funding bagi para penggiat seni dan musisi. Namun, baru berusia lima tahun, situs urun dana itu mesti gulung tikar. Kini, hadir startup yang mirip-mirip bernama Kolase di tanah air.
Kolase mengusung konsep crowdfunding, khususnya di bidang musik. Kolase menghubungkan artis dan para penikmat seni dalam sebuah kolaborasi seni.
Mudahnya, konsep bisnis Kolase bisa disebut sebagai patungan online. Dengan begitu, para pelaku seni bisa berfokus untuk membuat karya. Sedangkan pendanaannya akan dibantu oleh fans maupun sponsor lewat patungan secara online di situs mereka kolase.com.
Fans diajak untuk terlibat aktif dan berkolaborasi bersama-sama dalam menciptakan suatu karya seni. Sistem seperti ini diyakini akan menjadi masa depan musik Indonesia.
Kolase digodok oleh PT Kawan Indonesia sejak pertengahan 2017 dan dibantu oleh perusahaan pengembang situs dan aplikasi mobile Tonjoo. Kolaborasi itu melahirkan Kolase yang resmi diluncurkan pada 1 Februari 2018 lalu.
Kolase menghadirkan fitur penggalangan dana bagi para musisi untuk pembuatan album, acara live, konser, tur, hingga amal. Pihaknya juga bakal menghadirkan fitur pembuatan video musik dan buku.
Pada awal kehadirannya, Kolase telah memperoleh pendanaan sebesar US$ 750.000 (sekitar Rp 10,7 miliar). Investasi ini didapat dari PT Global Basket Mulia Investama.
“Trafiknya langsung gede banget. Bisa lebih dari dua ribu users malah dalam satu waktu,” kata Ryan Maulana Rizky, Marketing Communication Kolase di acara KolaseFest! Rocket One yang digelar di Piazza Gandaria City, Jumat (27/4/2018).
KolaseFest! adalah acara yang digagas untuk mengenalkan kolase.com secara resmi kepada masyarakat luas dan mengedukasi mereka tentang pentingnya kolaborasi dalam pembuatan sebuah karya seni.
Ryan mengatakan, pencapaian Kolase tak hanya dari angka penggunanya saja. Dalam waktu dua bulan sejak diluncurkan, pihaknya berhasil mendanai delapan proyek musik dan mengumpulkan dana lebih dari Rp 340 juta.
Editor: Sigit Kurniawan