Kolestrol Tinggi Tingkatkan Risiko Alzheimer

marketeers article
Memory loss and brain aging due to dementia and alzheimers disease as a medical icon of a group of color changing autumn fall trees shaped as a human head losing leaves as intelligence function on a white background.

Kolestrol memang menjadi pemicu dari banyak masalah kesehatan. Namun, berdasarkan hasil studi terbaru dari Universitas Emory, kadar kolestrol yang tinggi dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Jika seseorang memiliki kadar kolestrol tinggi, ia berpotensi mengidap Alzheimer lebih awal.

Tidak hanya Alzheimer, kolestrol bahkan dapat menyebabkan kerusakan otak. Kaitan antara kolestrol dan Alzheimer ini bukanlah temuan baru. Sudah cukup banyak riset yang menunjukan bahwa penyakit yang menyasar ingatan penderitanya dapat diidap bahkan sebelum usia pasien menginjak 65 tahun.

Dilansir dari Daily Mail, para ahli yang melakukan riset menemukan bahwa kolestrol dalam darah secara signifikan meningkatkan risiko Alzheimer. Terlepas dari ada tidaknya keturunan genetik yang mengidap penyakt serupa. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya, diet lebih sehat dapatmembantu mengurangi risiko kehilangan memori tersebut.

“Pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah ada kaitan antara kolestrol dalam darah dengan risiko Alzheimer. Jawabannya selalu saja belum jelas. Tapi, jika dilihat dari riset yang kami sedang kembangkan ini, kolestrol jelas punya peran dalam peningkatan risiko itu. Namun, untuk saat ini kami masih perlu mencari tahu kadar kolestrol yang cukup aman untuk mengurangi risiko Alzheimer,” ujar dr Thomas Wingo, pimpinan penelitian di Universitas Emory.

Di Amerika Serikat, setidaknya 14% dari 200 ribu kasus Alzheimer awal disebabkan karena genetik. Secara keseluruhan, pengidap Alzheimer kehilangan ingatannya setelah berusia 65 tahun. Namun, perkembangannya sudah terlihat ketika berada di usia 40-50 tahun. Peningkatan kadar kolestrol diperkirakan dapat meningkatkan risiko mendapatkan Alzheimer mulai dari usia 30 tahun.

Related