Pemerintah telah dari berbagai negara telah mengeluarkan kebijakan physical distancing untuk mencegah penyebaran COVID-19. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan dalam penggunaan gawai dan internet untuk belajar maupun bekerja. Salah satu aplikasi yang mengalami peningkatan penggunaan adalah WhatsApp.
Berdasarkan riset Kantar bertajuk COVID-19 Barometer: Consumer attitudes, media habits and expectations, WhatsApp mengalami peningkatan sebesar 40% secara global. Meski penggunaan teknologi terus mengalami peningkatan, pemahaman literasi digital belum memiliki jumlah yang setara. Sehingga tidak jarang penyebaran hoaks masih menjadi permasalahan.
Di tengah pandemi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menerima dan menganalisis beberapa hoaks yang tersebar. Kabar yang disebarkan pihak-pihak tidak bertanggungjawab tersebut biasanya berkaitan tentang program pemerintah, pasien positif COVID-19, hingga tips-tips yang tidak jelas sumbernya. Konten-konten tersebut meresahkan masyarakat dan dapat menghambat penanganan COVID-19.
Menyadari hal tersebut, ICT Watch yang didukung oleh Kominfo bersama WhatsApp meluncurkan serangkaian program literasi digital. Program tersebut berisikan bincang daring, kelas daring, serta pelatihan daring di 12 kota di Indonesia. Peserta yang telah mengikuti keseluruhan program ini akan mendapatkan sertifikat digital.
“Dalam situasi menantang di tengah pandemi COVID-19, menjadi sangat penting untuk semua orang bisa menjaga komunikasi dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta memiliki kemampuan untuk menavigasi dunia digital,” ujar Clair Deevy selaku Direktur Kebijakan APAC WhatsApp.
Terkait dengan persebaran hoaks seputar COVID-19 di Indonesia, Wakil Koordinator Bidang Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dedy Permadi menjelaskan bahawa kelas daring diperlukan untuk mempertajam kemampuan dalam menyikapi konten negatif.
“Sehingga masyarakat dapat memilih konten yang sehat untuk disebarkan serta mampu membangun optimisme dalam menyikapi situasi saat ini,” tutupnya.
Editor: Ramadhan Triwijanarko