Kondisi krisis akibat pandemi COVID akan menggeser pola interaksi masyarakat. Sebelumnya, masyarakat lebih banyak melakukan interaksi di kanal offline dengan melakukan pertemuan secara langsung. Namun akibat imbauan pembatasan sosial untuk menekan penularan virus, pola interaksi lebih banyak terjadi di ruang digital.
Dikatakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, pergeseran pola interaksi ini akan berlangsung hingga pandemi berakhir. Artinya, penggunaan ruang digital sebagai kanal interaksi akan terus terjadi, bahkan bisa meningkat. Menyikapi hal ini, Kemkominfo menilai pelaku di sektor telekomunikasi harus menjadi garda terdepan pencegahan COVID-19.
“Layanan telekomunikasi, termasuk internet, harus menjadi barisan pertama yang mencegah masyarakat terpapar virus. Dengan layanan internet yang berkualitas, masyarakat akan memaksimalkan kegiatannya secara digital, sehingga potensi untuk terpapar akan semakin rendah,” kata Johnny, dalam acara Industry Round Table: Surviving The Covid-19, Preparing The Post untuk Telecommunication Services Industry, Selasa (21/04/2020)
Selain layanan, pemanfaatan internet juga dapat mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menghadirkan teknologi untuk keperluan tracking, tracing, dan fencing in. Teknologi yang dimanfaatkan untuk mengawasi pasien dan terduga positif virus diyakini dapat menjadi cara efektif memperingatkan masyarakat agar menghindari diri dari potensi virus.
Mewujudkan pemanfaatan teknologi untuk mencegah penyebaran virus yang semakin masif, Kemkominfo bersama dengan Telkom Indonesia dan Telkomsel meluncurkan aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi ini dapat mendeteksi daerah pengguna dengan kode zona, termasuk informasi mengenai jumlah pasien positif COVID-19 di daerah sekitar pengguna, termasuk riwayat penularan virusya.
Menghadapi kondisi ini, Johnny mengimbau agar pelaku industri telekomunikasi untuk saling bersinergi dalam membangun infrastruktur telekomunikasi dalam negeri. “Selama pandemi COVID-19, perusahaan provider internet telah berkontribusi terhadap ekonomi dalam negeri hingga Rp 2 triliun per bulan. Dengan adanya sinergi untuk terus meningkatkan layanan, bukan tidak mungkin jika kontribusi ini akan terus meningkat,” katanya.
Diakhiri oleh Johnny, ada sebuah keyakinan yang positif bahwa dengan adanya usaha untuk memanfaatkan teknologi telekomunikasi secara maksimat ekonomi digital dapat menjadi cara untuk kembali membangun ekonomi Indonesia di masa pascapandemi.
Editor: Eko Adiwaluyo