PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto), perusahaan produsen bumbu penyedap makanan terus membangun komunikasi dari visi mereka yang peduli dengan permasalahan dan kesehatan lingkungan. Ajinomoto berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip sustainability dalam seluruh proses bisnis yang mereka jalankan.
“Produk-produk kami ini proses pembuatannya bergantung pada akses ke pasokan sumber daya makanan yang beragam, mulai dari rempah hingga kebutuhan hewani seperti daging ayam dan sapi. Kami memerlukan lingkungan yang baik agar dapat memiliki sumber daya makanan yang berlimpah. Untuk itu, kami menyadari perlunya upaya untuk mengurangi dampak lingkungan di seluruh rantai bisnis Ajinomoto,” ungkap Samsul Bakhri, Direktur PT Ajinomoto Indonesia kepada Marketeers saat acara Media Factory Visit (26/7/2022).
Upaya Ajinomoto untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan ini diimplementasikan pada desain pabrik yang terletak di Karawang. Pabrik Karawang ini dibangun secara vertikal atau bertingkat dan setiap proses produksi terbagi di setiap lantai berdasarkan alurnya. Selain pemanfaatan lahan yang lebih optimal, bentuk gedung pabrik yang vertikal ini ternyata dapat memangkas cost energy yang dikeluarkan.
Ajinomoto juga telah berupaya untuk menerapkan energi terbarukan dalam pabriknya di Karawang. Di salah satu gedung pabrik, yakni gedung pabrik untuk produk Saori, perusahaan telah memasang solar panel. Solar panel ini berfungsi untuk mengkonversi tenaga surya menjadi listrik yang dimanfaatkan untuk penerangan di gedung pabrik Saori.
“Solar panel ini akan terus ditingkatkan secara bertahap baik untuk jumlahnya maupun alokasi energi yang dihasilkannya. Meskipun investasi untuk solar panel ini cukup mahal, kami menargetkan solar panel ini bisa terpasang di seluruh gedung pabrik pada tahun 2025,” jelas Samsul.
Pada proses produksinya, Ajinomoto menerapkan siklus daur ulang atau bio cycle. Setiap bahan-bahan yang tidak terpakai dari produksi akan dipisahkan dan diolah menjadi pupuk yang digunakan untuk tanaman. Selain itu, limbah air dari proses produksi di pabrik Ajinomoto tidak akan dibuang secara langsung. Perusahaan memiliki alur pengolahan limbah air bertajuk Waste Water Treatment Plant sehingga air limbah bisa digunakan kembali. Ajinomoto menggunakan Bio Sensor berupa ikan koi untuk menilai kualitas air hasil daur ulang.
Tidak hanya itu, Ajinomoto juga berfokus dalam menanggulangi limbah kemasan plastik mereka. Untuk mengurangi plastic waste, Ajinomoto menggandeng mitra perusahaan daur ulang untuk membantu proses daur ulang limbah plastiknya. Selain itu, Ajinomoto juga melakukan inovasi dengan meluncurkan kemasan baru yang berbahan dasar kertas.
“Kami ingin terus menghadirkan nilai eat well, live well yang dibawakan Ajinomoto tidak hanya melalui produk yang kami produksi, tetapi juga melalui usaha kami dalam merawat lingkungan dan menerapkan prinsip sustainability di perusahaan,” tutur Susilo.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz