Kehadiran Singapore Airlines (SIA) sebagai maskapai penerbangan sudah tidak perlu diragukan lagi. Singapore Airlines ini bahkan pernah dinobatkan sebagai maskapai penerbangan terbaik di dunia berkat kenyamanan dan keamanannya. Meskipun frekuensi penerbangan mengalami penurunan di masa pandemi COVID-19, Singapore Airlines beserta Scoot dan SIA Cargo tetap memperkuat strategi jangka panjang. Salah satunya adalah komitmen untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050.
“Kami memahami emisi karbon menjadi masalah semakin penting. Sebab itu, kami mendukung Grup SIA menurunkan emisi kami pada tahun-tahun mendatang. Salah satu caranya dengan mengoperasikan armada pesawat yang masih muda dengan berbahan bakar lebih hemat hingga 30%”, ungkap Mr Goh Choon Phong, Chief Executive Officer, Singapore Airlines seperti dikutip dari keterangan resmi Singapore Airlines.
Maskapai ini menjadi anggota aktif Sustainable Aviation Fuel Users Group (SAFUG) sejak tahun 2011 dan bergabung Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dalam mengatasi perubahan iklim. Demi menunjukkan komitmennya, armada pesawat yang digunakan Grup Singapore Airlines pada umumnya berusia sepuluh bulan sampai lima tahun. Singapore Airlines telah memesan model-model generasi baru, seperti Airbus ‘A350-900 dan A320neo Family dan Boeing’s 777-9, 787 Family, dan 737- 8 Max.
Tidak sampai di situ, Grup SIA ini juga fokus menyempurnakan prosedur operasional seperti teknologi dan analitik data serta pengoptimalan rute penerbangan. Komitmen SIA pada lingkungan sudah nampak pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2017, Singapore Airlines menyediakan paket penerbangan ramah lingkungan dari San Francisco ke Singapura. Ini dilakukan dengan menggabungkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan, pesawat hemat bahan bakar, dan manajemen lalu lintas udara yang dioptimalkan.
Pada tahun 2020, Grup SIA meluncurkan konsep makanan Kelas Ekonomi dengan peralatan makan terbuat dari kemasan kertas berkelanjutan dan alat makan yang terbuat dari bambu. Konsep ini dibuat guna membantu menurunkan konsumsi bahan bakar serta mengurangi konsumsi jumlah plastik sekali pakai di kabin. Selain itu, sisa makanan yang ada akan dikirim ke eco-digestor untuk diubah menjadi butiran energi. Grup SIA berharap menjadi perusahaan yang terus berkembang tanpa merusak lingkungan.
Editor: Sigit Kurniawan