Kompetisi dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK) dianggap seperti sebuah fenomena David versus Goliath. Kompetisinya pun jadi makin sengit mengingat generasi muda kini lebih aware terhadap setiap produk yang dikonsumsi.
Dr. Algooth Putranto, Kepala Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (CENTRIS ) Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid mengatakan banyak anak muda atau masyarakat generasi Y dan generasi Z yang mulai memiliki pertimbangan tersendiri terhadap produk yang dikonsumsi.
“Anak muda sekarang cenderung lebih memilih untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat,” kata Dr. Algooth Putranto dalam keterangan pers kepada Marketeers, Rabu (22/11/2023).
Pernyataan itu sendiri didasari oleh Goldman Sachs Investment Research 2018. Dalam riset itu, disebut bahwa konsumen dari generasi milenial memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat dibandingkan generasi terdahulu mereka.
Hal ini pun berpengaruh terhadap preferensi masyarakat dalam memilih produk AMDK.
BACA JUGA: Fenomena David vs Goliath di Industri AMDK
Riset dari luar negeri itu pun dikonfirmasi oleh riset dalam negeri yang dilakukan oleh Jakpat. Dalam survei bertajuk ‘Healthy Meals Among Indonesian Millennials’, preferensi generasi muda di Indonesia juga dipengaruhi oleh dampak suatu produk terhadap kesehatan.
“Riset Jakpat yang juga dilakukan pada tahun 2018 itu menggambarkan hasil yang serupa dengan survei dalam Goldman Sachs Investment Research. Tren ini pun berlanjut dalam preferensi dari generasi Z,” ujarnya.
Preferensi generasi muda itu pun linear dengan kondisi pasar saat ini. Nio Eko Susilo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) mengatakan, saat ini AMDK galon dengan kemasan Polietilena Tereftalat (PET) lebih diminati dibanding produk dengan galon polikarbonat.
BACA JUGA: Tingkat Konsumsi Masih Minim, Pasar AMDK Diyakini Akan Terus Tumbuh
Pasalnya, kemasan polikarbonat diketahui mengandung Bisphenol-A (BPA) yang berpotensi mempengaruhi kualitas air dalam kemasan itu.
“Ada peningkatan minat konsumen pada produk galon yang bebas BPA dalam beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat akan bahaya BPA sudah cukup tinggi,” kata Nio Eko Susilo.
Asparminas mencatat hingga kuartal ketiga tahun ini, penjualan galon bening dari plastik bebas BPA mengalami kenaikan signifikan. Menurutnya, penjualan galon PET tumbuh dua digit.
“Sebaliknya, penjualan galon polikarbonat relatif stagnan,” ujarnya. Dari sini, ia meyakini kompetisi industri AMDK akan semakin ketat di tengah kesadaran masyarakat dan beragam terobosan yang dihadirkan oleh para pelaku industri demi menghadirkan produk yang sehat.
Editor: Ranto Rajagukguk