Konflik Israel Hamas Jadi Modus Baru Serangan Siber

marketeers article
Konflik Israel Hamas Jadi Modus Baru Serangan Siber, Ini Rinciannya (FOTO: Kaspersky)

Kaspersky telah mengidentifikasi kampanye penipuan yang mengeksploitasi konflik Israel Hamas. Para penyerang berusaha memanfaatkan kesediaan masyarakat untuk membantu mereka yang terkena dampak dengan menipu calon korban agar memberikan donasi, yang pada akhirnya berujung pada pencurian uang.

Hingga saat ini, penjahat siber telah menyebarkan lebih dari 500 email penipuan dan membuat situs web palsu. Kaspersky mengimbau pengguna untuk tetap waspada dan mengambil langkah proaktif untuk memverifikasi penerima donasi mereka.

Penipuan amal palsu sering terjadi, sering kali mengeksploitasi bencana atau keadaan darurat yang nyata. Sayangnya, konflik Israel-Hamas juga demikian. Pakar Kaspersky mengamati lonjakan email penipuan yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang secara palsu meminta sumbangan bagi mereka yang terkena dampak konflik.

Solusi keamanan perusahaan mendeteksi lebih dari 540 email semacam itu. Penyerang menggunakan teknik rekayasa sosial canggih untuk mengeksploitasi keinginan masyarakat untuk membantu dan mencoba memikat calon korban agar memberikan donasi palsu.

Penyerang menyamar sebagai organisasi amal dan menggunakan bahasa emosional untuk membujuk pengguna agar mengeklik tautan situs web penipuan, dan kemudian mereka akan diminta untuk berkontribusi.

Email penipuan ini datang dari berbagai alamat.

BACA JUGA: Elon Musk Rencana Buat Twitter Jadi Platform Berbayar Penuh

“Dalam email ini, penipu mencoba membuat beberapa variasi teks untuk menghindari filter spam. Selain itu, mereka mengubah tautan dan alamat pengirim. Solusi keamanan siber yang kuat dapat mencegah taktik ini,” kata Andrey Kovtun, pakar keamanan di Kaspersky dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).

BACA JUGA: Kaspersky Temukan Kampanye APT yang Targetkan Organisasi Pemerintahan Asia Pasifik

Tautan yang digunakan dalam email mengarah ke situs web penipuan. Situs web ini memberikan konteks kepada pengguna tentang konflik, menampilkan foto, dan mendorong mereka untuk memberikan donasi. Penipu memfasilitasi transfer uang dengan mudah, menawarkan opsi untuk berbagai transaksi mata uang kripto – Bitcoin, Ethereum, Tether, hingga Litecoin.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS