Konsep Humane Entrepreneurship Dimulai dari SDM Perusahaan

marketeers article

Pegawai merupakan salah satu aset terbesar dari sebuah perusahaan. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang mengabaikan kondisi para pegawainya. Menurut Past President of ICSB (International Council for Small Business) Ki-Chan Kim, bahwa aset dari perusahaan itu ada tiga, yakni uang, modal fisik, dan manusia di dalamnya. Manusia adalah aset yang terpenting. Jadi penting bagi perusahaan untuk membuat manusia di dalamnya senang. Hal ini pun jelas memengaruhi kinerja para karyawan apakah mereka memberikan kinerja terbaik mereka.

Berdasarkan sebuah data  pada tahun 2013. Para pekerja di dunia, hanya 13% yang memberikan kinerja terbaiknya. 63% bekerja sesuai lingkup pekerjaannya saja dan 24% kerap mengabaikan pekerjaannya. Pekerja di Amerika adalah yang terbanyak persentasenya dalam menunjukkan kinerja terbaik mereka, sebanyak 30%. China dan Korea berada di bawahnya. Untuk itu, sekali lagi Ki-Chan menekankan pentingnya menjaga kebahagiaan karyawan ini. Konsep Humane Entrepreneurship harus bisa diterapkan dalam beragam lini bisnis.

“Yang mana perusahaan tidak harus memaksa karyawan untuk bekerja keras, melainkan membantu mereka menikmati pekerjaannya dan mewujudkan impian mereka melalui bekerja,” katanya pada acara Humane Entrepreneurship Symposium, di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Karyawan yang bahagia dapat meningkatkan tingkat competitiveness dari perusahaan tersebut. Kim menambahkan bahwasanya salah satu kunci meningkatkan competitiveness dengan bersikap proaktif. “Ketika perusahaan menantang kompetitor satu langkah di depan itu disebut proaktif. Namun, ketika perusahaan mengikuti kompetitor itu disebut sebagai reaktansi.”

Untuk bisa mencapai hal tersebut, Kim menilai sebuah perusahaan harus memiliki komitmen yang kuat dari owner, kemudian kecepatan dalam memutuskan sebuah keputusan, serta eksekusi yang tepat dalam kesehariannya. Hal ini juga tidak lepas dari suasana pegawai di perusahaan tersebut. Karena hanya pegawai berdedikasi yang bisa menghadirkan inovasi dalam roda perusahaan tersebut.

“Kuncinya adalah be a humane enterprise with humane entrepreneurship melalui tiga hal; empati, memberdayakan, dan pemberdayaan,” singkat Kim.

Perusahaan harus mampu mendorong karyawannya untuk memiliki mimpi sepanjang perusahaan memberikan bimbingan kepada mereka mengenai visi dan misi perusahaan. Dengan cara ini akan menghidupkam gairah dari karyawan tersebut untuk berkreasi. Perusahaan juga harus mampu membangun dan memelihara skill dan talenta dari tenaga kerjanya bersamaan dengan membuat mereka senang, bahagia dan termotivasi.

“Semakin bahagia karyawan Anda, maka akan semakin bahagia pula konsumen Anda,” pungkas Kim.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related