PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) merupakan perusahaan yang memiliki komitmen untuk ikut berperan dalam menekan emisi. Hal itu dilakukan lewat revamping (pembaruan) Pabrik Amonia 2 yang merupakan pabrik tertua Pupuk Kaltim.
Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim menyebutkan dalam melakukan revamping ini, perusahaan melakukan kerja sama dengan PT Tripatra Engineers & Constructors selaku kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC).
“Proyek ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi energi dalam operasional pabrik, menciptakan produk yang lebih kompetitif, serta berkontribusi
pada program dekarbonisasi perusahaan. Hal ini sejalan dengan visi Pupuk Kaltim untuk menjadi global cost leader di industri pupuk serta implementasi inisiatif strategis operational excellence Pupuk Kaltim,” kata Budi dalam keterangan pers kepada Marketeers, Kamis (2/11/2023).
BACA JUGA: Bayar Utang Pupuk Indonesia, Kemenkeu Tunggu Hasil Audit
Menurutnya, proyek revamping ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) yang menjadi prioritas perusahaan dalam mengupayakan transformasi hijau di Indonesia.
Melalui pengembangan fasilitas teknologi yang digunakan pada pabrik, perusahaan berupaya untuk lebih efisien lagi dalam menekan konsumsi energi.
“Tentunya hal ini juga menjadi perwujudan komitmen kami untuk terus menciptakan produk-produk yang lebih kompetitif dan berkelanjutan sambil mengupayakan penurunan emisi dari hasil produksi Pupuk Kaltim,” ujarnya.
Ia juga menekankan perusahaan terus melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung pencapaian target dekarbonisasi melalui beberapa program. Mulai dari pembangunan pabrik soda ash, community forest (program penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat), pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan lewat penjajakan teknologi clean ammonia, hingga proyek pembaruan pabrik lama yang bisa menekan konsumsi energi.
BACA JUGA: Bangun Pabrik Baru, Pupuk Indonesia Hemat Rp 1,1 Triliun
Upaya dekarbonisasi ini menargetkan penurunan emisi karbon sebanyak 32% di 2030 sebagai bentuk dukungan program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission. Ia berharap komitmen perusahaan pada keberlanjutan bisa konsisten memberikan dampak positif pada lingkungan, tidak hanya melalui modifikasi fasilitas peralatan produksi, tetapi juga pada bisnis perusahaan secara keseluruhan.
“Untuk bisa mencapai target dekarbonisasi, tentu kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami akan selalu mengutamakan sinergi bersama banyak pihak untuk bersama memberi keberkahan bagi lingkungan di sekitar,” kata dia.
Raymond Naldi Rasfuldi, President Director & CEO PT Tripatra Engineers & Constructors menambahkan kolaborasi ini menjadi kehormatan tersendiri baginya karena bisa bersinergi dengan Pupuk Kaltim dan Pupuk Indonesia.
BACA JUGA: Dukung Pelestarian Budaya, Pupuk Kaltim Gelar Pentas Seni Gambuh
“InsyaAllah kita bisa berkumpul lagi dalam 24 bulan untuk bisa merayakan keberhasilan kita bersama. Ini adalah keberhasilan Pupuk Indonesia, Pupuk Kaltim, dan Tripatra. Ini adalah keberhasilan Indonesia, untuk bisa memperbaiki dan melakukan optimalisasi fasilitas yang sudah ada untuk tetap kompetitif dan berkontribusi dalam menurunkan emisi yang sekarang digaungkan di Indonesia,” kata Raymond Naldi Rasfuldi.
Selain meningkatkan efisiensi produksi, proyek revamping pabrik juga ditargetkan dapat mengurangi konsumsi gas yang berdampak pada penurunan emisi CO2. Melalui proyek revamping ini, perusahaan nantinya dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 4 MMBtu/ton amonia, sehingga turut menekan emisi CO2 setara dengan penurunan emisi sebesar 110.000 ton CO2 equivalent per tahun.
Editor: Ranto Rajagukguk